• Judul: The Narcissism Epidemic
• Penulis: Jean M Twenge & W Keith Campbell
• Penerbit: Free Press, 2010
• Tebal: xiii+345 halaman • ISBN: 978-1-4165-7599-3
DI belahan Amerika, data ilmiah menunjukkan terjadinya peningkatan narsisisme. Dalam jajak pendapat nasional tahun 2009, dua dari tiga mahasiswa setuju angkatannya lebih narsistik dibandingkan generasi sebelumnya. Narsistik ibarat seekor anak kucing yang melihat dirinya bak seekor singa yang gagah, mengagumi atau percaya diri secara berlebihan. Narsisisme dapat dipandang seperti bangku dengan empat kaki. Kaki pertama, dipengaruhi oleh model pendidikan yang menekankan pada pembentukan harga diri dan pola asuh yang permisif. Kedua, budaya media yang hanya mementingkan tampilan luar. Ketiga, perkembangan internet, yang memungkinkan orang berjam-jam ”memamerkan” dirinya ke seantero dunia. Yang terakhir adalah kemudahan memperoleh pinjaman. Namun, sejak skandal kredit perumahan, kaki keempat ini berkurang daya topangnya.
Perubahan budaya di AS ini dengan cepat menyebar ke dunia lewat musik pop, film, dan tentunya melalui internet sendiri. Gejalanya mudah ditemukan di Eropa, Asia, dan Australia. Sebagai sebuah fenomena psikokultural, narsisisme memiliki faktor penyebab, modus penyebaran, gejala-gejala spesifik, yang membutuhkan pencegahan dan penanganan. Semua aspek itu dibahas di sini dengan harapan pembaca dapat memilih: mengikuti jalur narsisisme yang disertai relasi penuh basa-basi, atau mengambil arah sebaliknya, yang tetap memberikan ruang pada kebebasan pribadi diimbangi kedekatan sosial dan tanggung jawab. Untuk mencapai jalan kedua dibutuhkan perubahan pola asuh dan praktik pendidikan nilai-nilai, pemilihan media serta interaksi positif dengan internet. (THA/Litbang Kompas)
Sumber: Kompas, Minggu, 20 Maret 2011
No comments:
Post a Comment