RIBUAN naskah sejarah berbahasa Belanda dan Bugis-Makassar yang memuat jejak kebudayaan di kawasan timur Indonesia terbengkalai di Yayasan Kebudayaan Sulawesi Selatan, Makassar. Ketiadaan dana 3-4 tahun terakhir membuat penelitian dan perawatan berhenti. Yayasan itu menyimpan 2.809 buku penelitian berbahasa Belanda terkait sejarah peradaban di kawasan timur Indonesia dan seratus naskah lontarak Sulawesi Selatan. Yayasan itu didirikan tahun 1949 oleh orang-orang Belanda yang pernah tinggal di Indonesia. Salah satu peninggalannya terjemahan Alkitab berbahasa Jerman ke bahasa Makassar (terbitan tahun 1892) serta injil Matius berbahasa Makassar cetakan tahun 1863. ”Sejak uang tidak ada, semua aktivitas pendokumentasian dan perawatan tak berjalan. Hidup tidak, mati tidak,” ujar Muhammad Salim, satu-satunya tenaga ahli bahasa Bugis di yayasan itu, Senin (21/3). (SIN)
Sumber: Kompas, Rabu,23 Maret 2011
No comments:
Post a Comment