[JAKARTA] Walaupun pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan sejak sekolah dasar hingga perguruan tinggi, kompetensi Bahasa Indonesia siswa tidaklah menggembirakan. Data hasil ujian nasional (UN) tiga tahun terakhir menunjukkan penurunan nilai Bahasa Indonesia.
Selama ini, Bahasa Indonesia ditempatkan siswa sebagai kurang favorit, setelah mata pelajaran eksakta dan ilmu sosial lain. Kondisi ini diperparah karena Bahasa Indonesia di beberapa sekolah di daerah diajarkan oleh guru di luar bidang studi rumpun bahasa, antara lain dari bidang hukum, agama, olahraga, sejarah, bahkan matematika. Persoalan guru Bahasa Indonesia tidak hanya pada soal kuantitas saja, tetapi lebih pada kualitas. Akibatnya, mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam UN 2009 kembali turun. "Memang nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia turun mungkin sekitar 0,1 persen dari UN sebelumnya," kata Koordinator UN Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi, saat dihubungi SP, Senin (22/6).
Untuk tingkat SMP, nilai rata-rata UN Bahasa Indonesia tahun 2006 adalah 7,46, tahun 2007 turun menjadi 7,39, dan tahun 2008 turun menjadi 7,00. Untuk tingkat SMA jurusan bahasa, nilai rata-rata Bahasa Indonesia tahun 2006 adalah 7,40, kemudian tahun 2007 turun menjadi 7,08 dan tahun 2008 turun lagi menjadi 6,56.
Djemari mengemukakan, rendahnya nilai ini, karena tujuan penilaian kurang dipahami banyak pihak. Yang dikejar cuma nilai akhir saja. [W-12]
Sumber: Suara Pembaruan, Senin, 22 Juni 2009
No comments:
Post a Comment