Thursday, June 11, 2009

Penghargaan Sastra: Etti RS Dua Kali Meraih "Rancage"

JAKARTA, KOMPAS - Penghargaan Sastra Rancage 2009 untuk karya dalam bahasa Sunda diraih Etti RS dengan buku kumpulan sajak berjudul Serat Panineungan yang diterbitkan Kiblat Buku Utama, Bandung, Jawa Barat. Bagi Etti RS, ini adalah kali kedua ia meraih Hadiah Sastra Rancage, sebelumnya tahun 1995 untuk kumpulan sajak Maung Bayangan.

Hadiah Sastra Rancage 2009 diserahkan Rabu (10/6) di Erasmus Huis, Jakarta. Hadiah Sastra Rancage yang diberikan setiap tahun untuk ke-21 kalinya bertujuan untuk mendorong kegiatan penerbitan buku dalam bahasa ibu.

Adapun untuk sastrawan yang berjasa, Hadiah Sastra Rancage diberikan kepada Nano S (65), tamatan Konservatori Karawitan Sunda dan Akademi Senitari (ASTI) yang mengajar di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Bandung. Nano dinilai besar jasanya dalam memelihara dan mengembangkan bahasa Sunda, terutama melalui lagu-lagu karawitan ciptaannya.

Untuk sastra bahasa Jawa, Hadiah Sastra Rancage diraih Atas S Danusubroto dengan buku Trah (Penerbit Narasi, Yogyakarta). Adapun yang terpilih mendapat Hadiah Sastra Rancage untuk jasa pengembangan bahasa Jawa adalah Sunarko Budiman, mantan guru teladan dan guru berprestasi di Tulung Agung, Jawa Timur.

Sastrawan Bali yang meraih Hadiah Sastra Rancage adalah I Nyoman Tusthi Eddy dengan buku kumpulan sajak Somah. Sedangkan untuk jasa dalam bahasa dan sastra Bali adalah I Nengah Tinggen (78), pengisi siaran bahasa Bali di RRI Stasiun Singaraja.

Yayasan Kebudayaan Rancage juga memberikan Hadiah Samsudi, kepada penulis buku bacaan anak-anak bahasa Sunda, yang tahun ini diraih Aan Merdeka Permana dengan buku Sasakala Bojong Emas.

Sebelum penyerahan hadiah digelar diskusi bertajuk ”Peran Bahasa Ibu di Masa Lalu dan Masa Kini” dengan pembicara Dr Dick van der Meij dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, dan Prof Dr Chaedar Alwasilah MA dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Minim

Ketua Dewan Pengurus Yayasan Kebudayaan Rancage Erry Riyana Hardjapamekas pada penyerahan hadiah sastra itu mengatakan, karya sastra yang ditulis dalam bahasa ibu di Indonesia sangat minim. Kenyataan ini akan mengancam keberadaan bahasa ibu tersebut. Jika penuturnya terus berkurang, keberadaan bahasa ibu tersebut bisa punah.

”Hadiah Sastra Rancage sejak 1989 mula-mula untuk sastrawan bahasa Sunda saja. Sejak 1994 juga diberikan kepada sastrawan bahasa Jawa, dan sejak 1998 untuk sastrawan bahasa Sunda, Jawa, serta Bali. Tahun 2008 diberikan pula kepada sastrawan bahasa Lampung,” katanya.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Kebudayaan Rancage Ajip Rosidi mengatakan, penerbitan buku-buku dalam bahasa ibu umumnya masih merupakan ”kegiatan rumahan” dan belum ditangani layaknya kegiatan industri. Secara umum, di Indonesia, penerbitan buku belum lagi menjadi industri. Kondisi ini disebabkan kegiatan membaca (dan membeli buku) belum menjadi bagian sehari- hari rumah tangga Indonesia.

Ajip menjelaskan, dengan adanya pemberian Hadiah Sastra Rancage, masyarakat akan terbuka matanya terhadap buku-buku bermutu sehingga tertarik membelinya. (NAL)

Sumber: Kompas, Kamis, 11 Juni 2009

No comments: