
Salah satu usahanya dalam mendukung perkembangan seni sastra, perempuan yang selalu berambut panjang ini berkeliling ke beberapa kota di Indonesia untuk memperkenalkan sastra kepada masyarakat luas, terutama generasi muda. Dia ingin mendobrak anggapan bahwa sastra adalah kuno dan tidak menarik.
"Saya berkeliling dan mengajak para generasi muda untuk mengenal sastra lebih dekat. Saya ingin menunjukkan bahwa sastra itu menyenangkan. Membuat karya sastra adalah proses kreatif, sehingga akan terasa sulit saat sedang blank. Namun, saya menjadikan proses kreatif ini sebagai guru dan saya saat ini sedang bersekolah," katanya.
Happy berharap, jika banyak orang yang menggemari sastra akan muncul banyak sastrawan baru yang akan menulis buku sehingga harga buku pun menjadi murah. Seperti yang dia lakukan, dengan berisi sebelas kumpulan cerpen, Happy mencoba membuat sebuah buku yang mengangkat tema seragam bahwa kehidupan itu indah, sekaligus misterius sehingga tidak dapat diprediksi.
Buku keduanya yang dibuat pada 2008 lalu tersebut telah dicetak sebanyak 2.000 eksemplar dan beredar di Jawa, Bali, dan Sumatera setelah peluncuran secara resmi tiga pekan lalu. Dengan hasil karyanya ini, Happy masuk sebagai salah satu nomine pada Katulistiwa Literary Award 2007 untuk kategori Penulis Muda Berbakat. [ISW/F-4]
Sumber: Suara Pembaruan, Minggu, 21 Juni 2009
No comments:
Post a Comment