MEMASUKI tahun 2011, sejumlah rencana sudah menunggu untuk diwujudkan oleh budayawan Emha Ainun Nadjib (57) dan kelompok musiknya, KiaiKanjeng. Awal tahun, mereka sudah tampil di Jakarta. Undangan ke mancanegara pun mengalir. Semua terasa wajib dipenuhi.
EMHA AINUN NADJIB (KOMPAS/ALBERTUS HENDRIYO WIDI)
Namun, yang terasa menjadi beban bagi Cak Nun—panggilannya—adalah memenuhi undangan tampil ke Australia. Dia dan KiaiKanjeng sudah beberapa kali tampil di Negeri Kangguru itu. ”Kalau harus milih, ya wegah (tak mau). Tetapi, saya punya utang untuk tampil kembali di Australia dan sudah berulang kali menolak,” katanya dalam penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta, pekan lalu. Ia pulang ke Yogyakarta bersama anaknya, Damar Panuluh Sabrang Mawa alias Noe, vokalis grup band Letto.
KiaiKanjeng akan tampil di Australia, April nanti. Persiapan kini telah dilakukan bersama sekitar 30 personel KiaiKanjeng. ”Kalau boleh memilih, saya sekarang lebih suka diminta tampil di Rusia atau Norwegia. Lebih eksotis,” katanya. Kebetulan ada undangan untuk KiaiKanjeng ke kedua negara itu tahun ini.
Menurut Cak Nun, KiaiKanjeng dan pengajian Padhangmbulan yang dikelolanya adalah contoh nyata dari pluralisme di negeri ini. ”Di sini, pendeta, pastor, biksu, dan ulama pernah tampil bersama,” katanya lagi. (tra)
Sumber: Kompas, Kamis, 20 Januari 2011
No comments:
Post a Comment