KOTA Ternate, Maluku Utara, menjadi tempat perhelatan Temu Sastrawan Indonesia-4, 25-29 Oktober 2011 mendatang. TSI kali ini mengusung tema “Generasi Baru Sastra Indonesia, Penguatan Eksistensi untuk Kemanusiaan”.
Menurut Sekretaris TSI 4, penyair Dino Umahuk, kegiatan TSI selain diisi diskusi, pembacaan karya sastra, juga wisata budaya. “Untuk pembicara dan peserta, panitia telah menujuk dewan kurator yang akan bersidang pada Maret mendatang di Ternate. Dewan kurator yang akan menetapkan pembicara dan peserta TSI 4,” kata Dino melalui rilisnya, kemarin.
Sejumlah nama yang ditunjuk Dewan Kurator, sebut Dino, sudah mewakili semua kalangan dan keinginan sastrawan. Mereka adalah D Keumalwati, Linda Christanty (Aceh), Tarmizi Rumahhitam (Kepri), Isbedy Stiawan ZS (Lampung), Zen Hae, Nukila Amal, Sihar Ramses Simatupang, Jamal D Rahman (Jakarta), Joko Pinurbo (Jogjakarta), Triyanto Triwikromo (Jawa Tengah), dan Rudi Fofid (Maluku Utara).
Sementara Wakil Walikota Ternate Ir Arifin Djafar yang juga Ketua Umum Temu Sastrawan Indonesia-4 mengatakan, ada tujuh jenis kegiatan utama yang akan diikuti ratusan sastrawan, yaitu Seminar Nasional Kebangunan Generasi Baru Sastra Indonesia ini, dilaksanakan dalam rangka mencermati, mengaji dan membahas perkembangan kesusastraaan Indonesia mutakhir.
Kemudian Musyawarah Sastrawan yang diharapkan mampu membuahkan berbagai rekomendasi dan pokok pikiran yang mendasar tentang nasib dan masa depan sastra Indonesia. Disamping menetapkan tuan rumah penyelenggara dan Dewan Kurator Temu Sastrawan Indonesia berikut.
Hal ini, menurut Arifin Djafar, karena kondisi sastra Indonesia saat ini sedang berada dalam ekologi yang tidak sehat. Perseteruan antarkomunitas sastra, polemik yang melibatkan media massa, langkanya kritikus, dan minimnya apresiasi masyarakat terhadap perkembangan sastra di tanah air, menunjukkan bahwa, sastra Indonesia sesungguhnya “iseng sendiri” dan asing ditengah masyarakat.
Selain itu, guna mengakrabkan dan mendekatkan sastra dengan masyarakat, panitia juga akan menggelar kegiatan bertajuk Pesta Pora Sastra. Kegiatan ini digelar di berbagai format seperti Puisi dan Musik Rock, Puisi dan Reggae maupun kolaborasi dengan musik dan tarian lokal. “Kegiatan ini akan laksanakan tempat yang mudah diakses masyarakat, seperti taman kota, benteng maupun pantai”, ujar Arifin Jafar.
Kegiatan lainnya adalah Pameran/Bazar/Launching Buku. Kegiatan yang mengambil tempat di Mall terbesar di Kota Ternate ini, akan dilaksanakan selama empat hari dengan melibatkan berbagai lembaga/perusahan penerbitan. Kegiatan selain dimaksudkan untuk mendekatkan buku sastra kepada khalayak, juga dimaksudkan untuk memberi ruang bagi para peserta Temu Sastrawan Indonesia-4 yang ingin meluncurkan karya-karya terbaru mereka.
Panitia akan menerbitkan buku antologi puisi, antologi cerpen dan essay/kritik sastra karya sastrawan Indonesia yang di undang sebagai peserta TSI-4. “Karya dan sastrawan yang akan diterbitkan adalah karya dan peserta yang telah lolos seleksi oleh Dewan Kurator TSI-4 yang terdiri dari 11 orang sastrawan dan jurnalis yang memiliki kapasitas dan kapabilitas serta integritas,” jelas Arifin Jafar.
Panitia juga akan menerbitkan buku antologi puisi, antologi cerpen dan kritik sastra karya peserta TSI-4 dengan latar Ternate. Karena itu, sastrawan peserta TSI-4, wajib menulis karya dengan latar Ternate dan diserahkan kepada panitia pada hari terakhir pelaksanaan TSI-4. “Buku ini akan panitia kirimkan alamat masing-peserta.”
Panitia akan mengajak peserta TSI berwisata buaya. Mereka akan mengunjungi Keraton Sultan Ternate, Benteng Toluco, Benteng Fort Oranje, Benteng Kalamata serta obyek wisata alam lain yang ada di pulau Ternate. Kegiatan Wisata Budaya ini juga akan dirangkaikan dengan kegiatan Pesta Pora Sastra yang berupa panggung-panggung kolaborasi antara para peserta TSI-4 dengan masyarakat. “Kegiatan ini juga diharapkan mempu mengilhami para peserta untuk mencipta karya dengan latar Ternate,” kata Arifin Djafar. (ril)
No comments:
Post a Comment