Thursday, January 13, 2011

Cagar Budaya: 90 Persen Benteng di Indonesia Rusak

MAKASSAR, KOMPAS - Sebanyak 90 persen dari 442 benteng di Indonesia yang diinventarisasi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata selama tiga tahun terakhir musnah, rusak, dan beralih fungsi. Tim dari Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala kini tengah mengkaji pemanfaatan benteng-benteng tersebut.

Direktur Peninggalan Purbakala Kembudpar Junus Satrio Atmodjo di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (12/1), mengatakan, benteng-benteng berupa pilbox atau bungker peninggalan Perang Dunia II yang ada di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi umumnya musnah karena menjadi perkebunan.

Sekitar 50 persen dari 37 benteng peninggalan Perang Diponegoro (1825-1830) di Pulau Jawa rusak dan terbengkalai. Sementara sisanya yang masih berkondisi baik justru dimanfaatkan warga untuk sarang walet, seperti Benteng Pendem dan Willem I di Kecamatan Ambarawa, Jawa Tengah. Ada pula sejumlah benteng yang kini difungsikan untuk rumah tahanan dan markas militer.

Menurut Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Aurora Frida Tambunan, pihaknya tengah merumuskan langkah yang paling tepat untuk pemanfaatan benteng-benteng tersebut.

”Hasil rekomendasi akan kami berikan kepada setiap kepala daerah di tingkat provinsi dan kabupaten/kota paling lambat pertengahan tahun ini,” tutur Aurora seusai membuka pameran bertajuk ”Benteng-Benteng: Dulu, Kini, dan Esok” di Benteng Fort Rotterdam, Makassar.

Beberapa benteng yang kondisinya baik dan bernilai ekonomis antara lain Benteng Vredeburg (Yogyakarta), Vastenburg (Solo), Fort Van Der Capellen (Batusangkar), Marlborough (Bengkulu), dan Fort Rotterdam (Makassar).

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, misalnya, baru menyelesaikan revitalisasi tahap pertama Benteng Fort Rotterdam tahun lalu. Biaya sebanyak Rp 10 miliar itu digunakan untuk menata tampilan fisik benteng dan merobohkan gedung Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang berlokasi di sebelah selatan benteng.

Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel Syuaib Mallombasi, revitalisasi tahap kedua akan dilanjutkan tahun ini dengan merobohkan gedung Radio Republik Indonesia yang berlokasi di sebelah utara benteng. (RIZ)

Sumber: Kompas, Kamis, 13 Januari 2011

No comments: