Padang, Kompas - Pemerintah belum serius melakukan upaya penyelamatan naskah kuno. Ratusan naskah kuno yang sangat berharga dari sisi sejarah diperkirakan masih tersimpan di masyarakat dan hampir seluruhnya berada dalam kondisi rusak.
Hal ini terungkap dalam Pelatihan Penyelamatan Naskah- naskah Kuno yang diselenggarakan Kelompok Kajian Puitika dan British Library London, Senin (19/11) di Fakultas Sastra Universitas Andalas. Peneliti sastra pada Fakultas Sastra, Adriyetti Amir, mengatakan, ajakan untuk berpartisipasi dalam penyelamatan naskah kuno merupakan hal yang sulit karena tidak setiap instansi punya kepedulian.
"Jumlah orang yang peduli naskah kuno ini masih sangat sedikit, termasuk belum adanya kepedulian dari pemerintah. Belum lagi, ahli di bidang filologi yang juga minim," ujar Adriyetti.
Di sisi lain, katanya, naskah kuno ini merupakan catatan pemikiran para cendekia di masa lalu. Kehilangan naskah kuno ini akan berdampak pada kehilangan peninggalan bersejarah.
Dana sangat minim
Arsiparis Badan Kearsipan Daerah Provinsi Sumatera Barat, Kiswati, mengatakan, dana yang dialokasikan untuk mendapatkan naskah kuno dari Badan Kearsipan Daerah sekitar Rp 30 juta pada tahun 2007 ini. "Dana itu sudah habis untuk mendapatkan foto dan satu salinan naskah dari Belanda. Kami tidak berhasil mendapatkan naskah asli karena Belanda tidak mau menyerahkannya," tutur Kiswati.
Naskah itu, menurut Kiswati, berisi sejarah pemerintahan Sumatera Barat. Kiswati mengakui, naskah yang tersimpan di Badan Kearsipan Daerah masih sangat terbatas. Naskah-naskah yang berisi asal-usul nagari-nagari yang ada di Sumatera Barat, misalnya, belum dimiliki di lembaga ini. Salah satu kesulitannya, negosiasi dengan pemilik untuk mendapatkan naskah asli belum mencapai titik temu.
Cagar budaya
Lembaga lain, yakni Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Batusangkar, saat ini masih berkonsentrasi pada penyelamatan sekitar 600 benda cagar budaya (BCB) yang tidak bergerak.
"Sejauh ini BP3 masih banyak berkecimpung di pelestarian BCB tak bergerak. Untuk penyelamatan naskah kuno belum ada kegiatan ke arah situ," ucap Hendra Bahar, anggota staf Pemanfaatan BP3 Batusangkar, yang menjadi peserta dalam pelatihan itu.
Peneliti naskah kuno, Zuriati, mengatakan, naskah dari Sumatera Barat yang berada di luar provinsi ini berjumlah 371 naskah. Sejumlah 261 naskah di antaranya berada di Belanda, di Inggris (12 naskah), di Jerman Barat (19), di Malaysia (1), dan sisanya tersimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta.
Menurut Zuriati, jumlah naskah kuno yang tersimpan di masyarakat masih ratusan. Sebagian di antara mereka menyimpan naskah itu secara turun-temurun. Kini sebagian naskah sudah rusak. "Jika tidak segera diselamatkan, naskah itu bisa punah," ujarnya. (ART)
Sumber: Kompas, Selasa, 20 November 2007
No comments:
Post a Comment