Monday, November 12, 2007

Junjung Martabat Bangsa, Jembatan Budaya Serumpun Harus Tetap Dirawat

Kuala Lumpur, Kompas - Berangkat dengan semangat untuk tetap menjalin kebersamaan sebagai bangsa serumpun, Minggu (11/11) malam, tim kesenian Indonesia tampil memukau di Kuala Lumpur Convention Centre. Beragam seni tradisi dipergelarkan dalam "Malam Budaya Indonesia" tersebut.

"Selain wujud dari kebesaran jiwa bangsa Indonesia, misi ini sekaligus untuk menunjukkan kepada khalayak Malaysia bahwa kita adalah bangsa yang bermartabat," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik kepada para ketua tim kesenian dari beberapa daerah di Indonesia sesaat sebelum mereka tampil.

Kehadiran misi kesenian Indonesia di Malaysia kali ini cukup menarik karena dilangsungkan justru saat tali kekerabatan antarbangsa serumpun ini sedikit terganggu.

Di bidang kebudayaan, kegalauan itu dipicu klaim sepihak Malaysia atas beberapa produk budaya Indonesia. Bahkan, belum reda kasus lagu "Rasa Sayange" yang dijadikan lagu tema promosi 50 tahun negeri jiran tersebut, pertengahan Oktober lalu kembali muncul kasus baru.

Ketika tampil di Asian Festival 2007 di Osaka, Jepang, 12-14 Oktober, tim kesenian Malaysia mengusung lagu Indang Sungai Garinggiang dari daerah Pasaman, Sumatera Barat. Lagu ciptaan Tiar Ramon (alm) pada tahun 1981 ini digunakan oleh perutusan resmi Malaysia untuk mengiringi tarian mereka yang bertemakan cinta dan sayang.

"Kalau cuma digunakan di panggung hiburan biasa, enggak apa-apa. Tapi ini terjadi di forum festival antarbangsa dan kita pun ikut di sana," kata Jero Wacik, yang belakangan kemudian mengirim surat protes keras kepada koleganya, Menteri Kebudayaan dan Warisan Nasional Kerajaan Malaysia.

Seni tradisi

Direktur Jenderal Nilai Budaya Seni dan Film (NBSF) Mukhlis PaEni yang memimpin misi kesenian Indonesia ke Kuala Lumpur menambahkan, Indonesia- Malaysia adalah dua negara sahabat yang memiliki sejarah panjang. Gesekan tentu selalu ada, tetapi hal itu tidak berarti lalu kita terus mengumbar kemarahan. Misi ini antara lain untuk memperjelas benang merah budaya Indonesia.

"Bagaimanapun, hubungan baik yang sudah lama terbina itu harus tetap dijaga," ujarnya.

Pada ’Malam Budaya Indonesia’ ke Malaysia kali ini disuguhkan dalam rangkaian seni tradisi. Mulai dari tari bedoyo dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, tari zapin (Riau), tari pakarena (Makassar), musik keroncong yang diwakili ensambel Himpunan Artis Musik Keroncong Republik Indonesia, pertunjukan angklung dari Saung Mang Udjo yang dipentaskan secara interaktif, hingga penampilan grup musik dari Maluku yang diwakili Chris Pattikawa and Friend’s dan grup vokal Moluccas. (ken)

Sumber: Kompas, Senin, 12 November 2007

No comments: