Saturday, November 10, 2007

Bulan Bahasa: Sastra Dipandang Sebelah Mata

Izinkan aku menjadi kaca mata kalian / untuk membantu melihat indahnya dunia ketika usia telah senja…/Ah, mungkin tidak! Tapi izinkan aku menjadi bola mata kalian...

Itulah penggalan sebait puisi berjudul "Izinkan Aku" karya Dian Rizki Lestari (16). Puisi yang bercerita tentang bakti anak kepada orangtuanya itu mengantarkan pelajar kelas II SMA Negeri 82 Jakarta ini sebagai pemenang sayembara Penulisan Puisi bagi Remaja Tingkat Nasional tahun 2007 yang diadakan Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Dian berhasil menyisihkan 3.441 puisi lainnya yang dikirim para pelajar dan remaja dari seluruh Indonesia. Selain sayembara yang dimenangi Dian, dalam rangkaian acara "Bulan Bahasa dan Sastra 2007" yang berlangsung pada September-Oktober itu juga diadakan berbagai sayembara yang ditujukan bagi remaja. Antara lain sayembara puisi bagi siswa SD, sayembara penulisan cerpen untuk tingkat remaja, festival musikalisasi puisi, hingga sayembara penulisan proposal penelitian bahasa dan sastra.

Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, mengatakan, sayembara cipta karya sastra bagi remaja merupakan salah satu cara untuk mengajak remaja mencintai Bahasa Indonesia, termasuk sastra. Sayangnya, lomba karya sastra acap dipandang sebelah mata dibandingkan dengan lomba-lomba di bidang lain. Padahal, kemampuan seseorang di bidang bahasa dan sastra juga merupakan bagian dari kecerdasan seseorang.

Menurut Sri Sayekti, panitia penyelenggara Bulan Bahasa dan Sastra, jumlah naskah yang masuk tahun ini naik hingga dua kali lipat. "Untuk puisi saja tahun lalu naskah yang masuk sekitar 2.000-an, sekarang hampir 4.000 naskah," katanya.

Menurut Dendy, bahasa dan sastra membutuhkan masyarakat penutur agar bisa terus bertahan. Remaja adalah generasi yang akan menjadi penutur bahasa di masa datang. (A09)

Sumber: Kompas, Sabtu, 10 November 2007

No comments: