Thursday, November 01, 2007

Pembajakan: RI Protes Keras Malaysia

JAKARTA (Media): Pemerintah Indonesia melayangkan surat protes keras yang ditujukan langsung kepada Menteri Pelancongan Malaysia Datuk Seri Tengku Adnan Tengku Mansor, kemarin. Pasalnya, lagu Indonesia kembali digunakan Malaysia tanpa izin pada Asia Festival 2007 di Osaka, Jepang.

"Berbeda dengan kasus lagu Rasa Sayange, pada kasus di Osaka ini klaim Indonesia sangat kuat karena lagu tersebut penciptanya sudah jelas orang Indonesia, juga saksinya ada bahwa lagu ini digunakan delegasi Malaysia di festival Osaka tanpa menyebutkan nama penciptanya," tandas Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik di Jakarta, Selasa (30/10).

Menurut Wacik, pihak Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Osaka telah melayangkan surat protes kepada Direktur Malaysian Tourism Office di Osaka pada 19 Oktober 2007, namun hingga kini tidak digubris. "Oleh sebab itu, saya yang tulis surat protes langsung pada Menteri Pelancongan Malaysia. Saya akan tunggu jawabannya," kata Jero Wacik.

Penggunaan lagu Indonesia itu diketahui terjadi saat berlangsungnya acara Asia Festival 2007 yang diikuti oleh negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia dan Malaysia, pada 12-14 Oktober di Osaka, Jepang. Salah seorang staf Konjen RI di Osaka ketika itu tengah menyaksikan penampilan tim kesenian Malaysia 'Cinta Sayang' pada 14 Oktober. Salah satu tarian yang ditampilkan Malaysia menggunakan iringan musik yang berasal dari Sumatra Barat (Sumbar), yaitu lagu Indang Sungai Garinggiang. Saat itu pihak Malaysian Tourism Office di Osaka, yang mengelola penampilan tim kesenian Malaysia tersebut, sama sekali tidak memberi penjelasan bahwa lagu yang dipakai sebagai musik pengiring tarian itu adalah lagu yang berasal dari Indonesia.

Untuk itu, pihak konjen RI Osaka menghubungi berbagai pihak di Jakarta dan juga para tokoh masyarakat asal Sumatra Barat, dan diperoleh kepastian bahwa pencipta lagu Indang Sungai Garinggiang adalah Tiar Ramon, seniman musik dan penyanyi asal Sumbar pada 1981.

Lagu itu diciptakan atas permintaan Pemda Sumbar untuk digunakan sebagai musik pengiring tari Indang. Lagu itu pertama kali dipertunjukkan secara nasional pada upacara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional di Padang pada 1983.

Berdasarkan semua data itu Konsul Jenderal Osaka Pitono Purnomo menyurati Azhari Haron, Direktur Malaysian Tourism Office, juga di Osaka pada 19 Oktober 2007 untuk meminta penjelasan atas penggunaan lagu itu.

Adat pernikahan

Pada kesempatan jumpa pers itu, Menbudpar juga mengharapkan semua provinsi di Indonesia agar segera mendaftarkan hak paten upacara adat pernikahan di daerah masing-masing. "Indonesia punya banyak pesta adat pernikahan. Karena itu, saya berharap agar segara didaftarkan patennya agar di kemudian hari tidak diklaim lagi oleh negara asing," tandasnya.

Depbudpar akan menggelar Pameran Ragam Pernikahan Nusantara 2007 di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta, pada 14-18 November 2007, yang akan menyajikan aneka ragam upacara dan perangkat pengantin daerah dari seluruh Indonesia.

"Saya minta agar pemerintah tiap-tiap provinsi membuat rekaman upacara adat pernikahan dan foto-fotonya selama pameran berlangsung. Segera setelah pameran ini selesai, pemprov mendaftarkan hak patennya pada Departemen Hukum dan HAM," kata dia.

Ragam Pernikahan Nusantara (RPN) 2007 diselenggarakan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) bekerja sama dengan PT Inspirasi Reka Citra dan Bridal Information Center. Pameran ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur budaya daerah, khususnya yang berkaitan dengan adat istiadat pernikahan/upacara pengantin.(Eri/H-1)

Sumber: Media Indonesia, Rabu, 1 November 2007

2 comments:

Unknown said...

Salam Damai...
Selamat atas kelahiran putera anda, teman...

uzk said...

salam kenal juga. trims. aidil, anak saya lahir tahun lalu, tepatnya 28 oktober 2006. jadi, sekarang berusia setahun.