JAKARTA (Media): Guru besar antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Prof Dr Parsudi Suparlan mengembuskan napas terakhir di kediamannya Kompleks Dosen UI No 25 Ciputat Jakarta, kemarin pagi.
Kepergian Parsudi sangat mengejutkan para sivitas akademika UI. Pasalnya, Parsudi tidak menderita penyakit serius. Menurut Kepala Humas FISIP UI Kampus UI Depok Devie Rahmawati kemarin, almarhum tidak sakit atau menderita penyakit serius. ''Kami pun terkejut dengan kepulangan almarhum untuk selama-lamanya,'' kata Devie.
Jenazah sempat dibawa ke RS Fatmawati untuk divisum dan dimandikan.
Jenazah kemudian disemayamkan di FISIP UI pada pukul 13.30 WIB untuk mendapat penghormatan terakhir dari para sivitas akademika, sebelum dimakamkan pada sore harinya di Kompleks Makam Cikeas Bogor.
Rektor UI Gumilar Rusliwa Somantri dalam sambutannya mengatakan Parsudi adalah sosok pendidik yang patut menjadi contoh.
''Kepergian beliau akan mengingatkan kami bahwa kami yang muda-muda ini harus terus bekerja keras. Agar suatu saat dapat meneruskan semua perjuangan para pendidik kami ini, baik di bidang akademik maupun pengabdian yang luas, bagi masyarakat dan demi kemajuan bangsa dan negara.''
Parsudi Suparlan lahir di Jakarta, 3 April 1938. Bapak dua anak itu juga menjadi guru besar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Parsudi juga pernah menjadi ketua program kajian wilayah Amerika di program pascasarjana UI.
Beberapa karya penting almarhum adalah Bunga Rampai Ilmu Kepolisian Indonesia, Hubungan Antar Suku Bangsa, Kemiskinan di Perkotaan, The Javanese in Surinam: ethnicity in an ethically prular society, dan Masyarakat & Kebudayaan Perkotaan.
Doktor lulusan Universitas Illinois Amerika Serikat pada 1976 itu pernah mendapat penghargaan sebagai penulis buku ilmu sosial terbaik dengan judul Orang Sakai di Riau. (Nda/H-1).
Sumber: Media Indonesia, Jumat, 23 November 2007
No comments:
Post a Comment