YOGYAKARTA, KOMPAS - Sebanyak 102 karya seni rupa dipamerkan dalam Pameran Amal Seni Rupa untuk korban dalam erupsi Merapi 2010 di Yogyakarta. Setiap peserta pameran diminta menyumbang minimal 50 persen dari hasil penjualan karya seninya untuk korban erupsi Merapi.
Pameran berlangsung di Gedung Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri, kompleks Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 29 Desember 2010 sampai 3 Januari 2011. Sejumlah perupa terkemuka, seperti Kartika Affandi dengan lukisan berjudul Merapi, Heri Dono dengan lukisan DIY, Djoko Pekik dengan lukisan Wajah Petani, Nasirun dengan lukisan berjudul Tarian Merah, dan Putu Sutawijaya dengan lukisan Hitam Manis, ikut dalam pameran tersebut.
Perupa Yuswantoro Adi mengatakan, pameran merupakan wujud solidaritas seniman membantu korban bencana lewat seni. ”Sampai sekarang memang belum ada yang benar-benar laku, tetapi sudah ada beberapa pemesan. Kalaupun nanti penjualan terjadi setelah pameran selesai, hasilnya akan tetap disumbangkan untuk Merapi,” katanya di Yogyakarta, Minggu (2/1).
Meskipun tidak ada penetapan tema khusus, tema keistimewaan dan erupsi Merapi terlihat menonjol dalam pameran. Lukisan Heri Dono berjudul DIY menggambarkan Sultan Hamengku Buwono IX tengah menunggang bola dunia dengan busana kebesaran. Dalam Wedhus Gembel, Winarto menggambarkan suasana Merapi saat awan panas menyembur dari puncak Merapi.
Selain pelukis profesional, pameran juga diikuti sejumlah dosen dan peneliti UGM. ”Ini menunjukkan, solidaritas di Yogyakarta sangat kental,” kata Yuswantoro. (IRE)
Sumber: Kompas, Senin, 3 Januari 2011
No comments:
Post a Comment