Bandung, Kompas - Peran serta orang Sunda belum memberikan prestasi menonjol memajukan berbagai sendi kehidupan bangsa. Semua komponen masyarakat Sunda harus bertanggung jawab memperbaiki keadaan ini.
Demikian dikatakan budayawan Ajip Rosidi saat menyampaikan orasi ilmiah berbahasa Sunda berjudul ”Urang Sunda di Lingkungan Indonesia” saat menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang Ilmu Budaya dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad) di Aula Sanusi Hardjadinata Unpad Bandung, Senin (31/1). Sidang Senat Terbuka tersebut dipimpin Rektor Unpad sekaligus anggota tim promotor Prof Dr Ganjar Kurnia.
Ajip mengatakan, peran masyarakat Sunda masih belum optimal di bidang politik, militer, pendidikan, hingga tata pemerintahan nasional. Fakta ini ironis karena jumlah etnis Sunda konon mencapai 20 persen dari total penduduk Indonesia.
”Mayoritas orang Sunda kurang memiliki amunisi ilmu, kreativitas, keterampilan, rasa percaya diri, dan wawasan luas. Itulah yang membuat orang Sunda tertinggal,” kata mantan Guru Besar Luar Biasa di Tenri Daigaku dan Kyoto Sangyo Daigaku, Jepang, tahun 1983-1996 ini.
”Sikap lain yang harus dibenahi adalah tidak mau mencari kesalahan pribadi dan merasa paling benar,” ujar penerima Anugerah Kun Santo Zui Ho Sho tahun 1999 dari Jepang karena dianggap berhasil mempererat hubungan Jepang-Indonesia.
Gambaran di atas, menurut Ajip, harus dibenahi. Agar kiprahnya bisa terlihat secara global, orang Sunda harus memiliki prestasi menonjol bagi bangsa Indonesia. Bervisi Indonesia bukan berarti melupakan kepentingan daerah, justru meningkatkan pamor Sunda. (CHE)
Sumber: Kompas, Selasa, 01 Februari 2011
No comments:
Post a Comment