Thursday, December 18, 2008

Sejarah: Inggit Ganarsih Diusulkan Jadi Pahlawan

Bandung, Kompas - Istri kedua Proklamator RI Soekarno, Inggit Ganarsih, diusulkan menjadi pahlawan nasional asal Jawa Barat. Inggit Ganarsih dianggap sebagai tokoh penting di balik pencapaian intelektual tertinggi Soekarno.

Hal itu terungkap dalam jumpa pers menjelang Seminar Nasional Pengusulan Inggit Ganarsih sebagai Pahlawan Nasional, Rabu (17/12) di Rumah Inggit Ganarsih, Jalan Ciateul No 8, Bandung.

Ketua Panitia Seminar Endang Karman Sastraprawira mengatakan, seminar yang meninjau secara akademis peluang Inggit dijadikan pahlawan nasional akan dilakukan pada hari Ibu, 22 Desember, di Museum Sri Baduga. ”Sosok Inggit sebagai ibu dan istri patut diteladani. Selama 20 tahun mendampingi Bung Karno, beliau memperlihatkan kemuliaan, keteguhan, dan kejujuran, untuk mendukung perjuangan suaminya. Saat Soekarno depresi, Inggit mampu tampil dan berperan penting,” tutur Endang yang juga anggota DPR dari Jawa Barat ini.

Menurut dia, sosok perempuan kelahiran Desa Kamasan Banjaran, Bandung, tahun 1888 ini seolah-olah dilupakan sehingga perlu diangkat kembali. Keberadaan Inggit menentukan keberhasilan Soekarno menjadi tokoh penting bagi bangsa ini. Inggit mendampingi Soekarno saat masuk penjara Sukamiskin hingga dibuang ke Ende.

Ketua Sejarawan Indonesia sekaligus Ketua Badan Pembina Pahlawan Daerah Jawa Barat, Nina Lubis, menyatakan, sudah menerima keinginan masyarakat terkait penetapan status pahlawan bagi Inggit Ganarsih. Pada 10 November 1997, Inggit mendapatkan Bintang Mahaputra Utama dari Presiden Soeharto.

Hal itu akan dikaji lebih lanjut. Ada tujuh kriteria yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, di antaranya pengabdian sepanjang hidup pada negara dan dalam riwayat hidupnya tidak pernah melakukan perbuatan tercela.

Sebelumnya, Masyarakat Sejarawan Indonesia mengajukan tiga tokoh asal Jabar sebagai pahlawan nasional, yaitu Syafrudin Prawiranegara, Ahmad Sanusi, dan Mustafa Kamil. (JON/CHE)

Sumber: Kompas, Kamis, 18 Desember 2008

No comments: