-- Dwi Fitria
PEMENANG Nobel Harold Pinter, salah satu penulis naksah drama terbaik yang pernah dimiliki Inggris, meninggal dunia pada Rabu(24 12) lalu. Pinter yang berusia 78 tahun meninggal dunia akibat penyakit kanker yang dideritanya sejak lama.
Adalah naskah-naskah dramanya yang membuat Pinter dianuegerahi Nobel Sastra pada 2005 lalu. “Pinter mengembalikan teater pada elemennya yang paling dasar: sebuah pertunjukan di sebuah tempat tertutup dengan dialog-dialog yang tak dapat diprediksi. Di mana keberlangsungan hidup seseorang amat bergantung pada orang lainnya, dan kepura-puraan menguap begitu saja,” begitulah bunyi penghargaan kepada Pinter oleh Nobel Academy saat mengumumkan kemenangannya. “Dengan plot yang minimum, drama muncul dari perang kepentingan.”
Pinter melesat ke jajaran penulis naskah papan atas di tahun 1960 saat ia memproduksi drama-drama berjudul The Caretaker, The Dumb Waiter, and The Birthday Party. Namun Pinter juga dikenal karena kepiawaiannya sebagai penulis naskah film, aktor dan sutradara.
Di tahun-tahun akhir kehidupannya, Pinter menjadi aktivis hak asasi manusia, yang melontarkan protes keras terhadap pelanggaran HAM di seluruh dunia, termasuk penduduk Irak oleh Amerika. Pada 2003 lalu, ia bergabung dengan para seniman lain seperti Blur dan Ken Loach mengirimkan sebuah surat ke Downing Street yang memprotes pendudukan tersebut.
“Invasi Irak adalah tindakan para bandit, sebuat tindakan kasar terorisme, yang menggambarkan pelanggaran terang-terangan terhadap konsep hukum internasional,“ ujar Pinter saat memberikan kuliah Nobelnya di Stockholm pada 2005.
Sepanjang hidupnya Pinter telah menulis 32 naskah drama, sebuah novel berjudul The Dwarfs pada 1990, dan terlibat dalam penulisan setidaknya 22 skenario film di antaranya The French Lieutenant’s Woman pada 1980 dan Quiller Momerandum pada 1965.
Pinter meninggalkan seorang anak, Daniel dan seorang istri, Lady Antonia Fraser. (The Guardian/AP/Devi)
Sumber: Jurnal Nasional, Minggu, 28 Desember 2009
No comments:
Post a Comment