Tebo, Kompas - Belasan situs di sepanjang daerah aliran Sungai Batanghari di Provinsi Jambi dan Sumatera Barat dalam kondisi rusak. Sebagian situs juga tak memiliki juru pelihara karena keterbatasan dana.
Tim Ekspedisi DAS Batanghari yang melakukan penelusuran hingga Rabu (17/12) menemukan setidaknya 11 situs dalam keadaan rusak. Situs-situs itu di antaranya situs Rambahan di Kabupaten Dharmasraya, Candi Sungai Langsat, situs Teluk Kuali, situs Rantau Langkap, situs Sungai Langsat, dan situs Tuo Sumay di Kabupaten Tebo, yang kini hanya berupa sebaran batu bata yang diduga kuat sisa candi.
Di Kabupaten Batanghari terdapat situs Danau Bangko, situs Pematang Saung, dan situs Rantau Kapas Tuo. Di Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi terdapat situs Pematang Jering dan Candi Teluk. Sementara itu, di Kota Jambi, situs yang rusak adalah situs Solok Sipin.
Di situs Tuo Sumay, misalnya, tim tak menemukan bagian candi utuh. Seluruh batu bata bahan utama candi terlihat pecah-pecah dan bertebaran tak teratur. Batu-batu purbakala dari kayu sungkay yang merupakan sisa makam kuno juga berdiri tak beraturan di tengah kebun duku dan durian milik warga.
Seorang warga, Hasan, mengatakan, warga menemukan candi sejak mendapat banyak perhiasan dalam bentuk kalung, gelang, dan anting emas. Warga juga menemukan mata pancing dari emas, serta perunggu dan timah di permukaan tanah sekitar gundukan bebatuan bata tersebut.
”Sebelum tahun 1978, kami sering menemukan emas dan perhiasan lain di sini. Ada juga yang menambang serpihan-serpihan emas,” katanya.
Kepala Seksi Pemugaran Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi, Kristianto, mengatakan, sejumlah situs yang rusak tak dapat dipugar lagi. Pihaknya pernah melaksanakan ekskavasi, tetapi tidak dapat lagi dilanjutkan dengan kegiatan pemugaran. ”Kami tidak mendapatkan wujud yang jelas dari candi tersebut. Kalau dipaksakan memugar, hasilnya bisa jadi mengada-ngada,” katanya. (ita)
Sumber: Kompas, Kamis, 18 Desember 2008
No comments:
Post a Comment