Tuesday, April 19, 2011

Budaya Kerinci: KBRI Awasi Masuknya Benda Cagar Budaya

Kuala Lumpur, Kompas - Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur mengawasi masuknya benda-benda cagar budaya dari Indonesia ke Malaysia. Namun, sejauh ini rencana membawa gerabah dan keramik kuno telah berhasil digagalkan.

”Kami berhasil mencegah (rencana masuknya benda-benda cagar budaya asal Kerinci), tapi kami akan terus mengawasi galeri ini karena yang ditolak adalah membawa benda-benda pusaka ke luar wilayah Indonesia,” ujar Minister Counsellor KBRI Suryatna Sastradireja kepada wartawan Kompas, Irma Tambunan, Senin (18/4) di Kuala Lumpur. Ia mengatakan hal itu seusai peresmian Galeri Sejarah Kerinci di Kuala Lumpur.

Galeri Sejarah Kerinci diresmikan Ketua Pengarah Muzium Negara Malaysia Dato Ibrahim dan disaksikan Bupati Kerinci Murasman, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kerinci Arlis Harun. Hadir pula anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Jambi, Elviana, serta anggota DPD asal Medan, Parlindungan Purba. Dalam acara itu, Malaysia menampilkan tari Dzikir Barat, sedangkan Pemerintah Kabupaten Kerinci mempersembahkan tari Rebana Sikek dan tari Rangguk.

Suryatna menilai keberadaan Galeri Sejarah Kerinci di Malaysia dapat mendorong minat wisatawan berkunjung ke Kerinci. Elviana mengatakan, pihaknya yang tengah mengadakan studi banding ke parlemen di Kuala Lumpur langsung mendatangi sekolah tersebut setelah mendengar informasi mengenai rencana dibawanya benda pusaka Kerinci. ”Setelah saya lihat, hanya ada benda-benda umum,” tuturnya.

Menurut Parlindungan, Pemerintah Kabupaten Kerinci antusias menyambut ajakan Malaysia mengisi Galeri Sejarah Kerinci karena selama ini perhatian dan dukungan pemerintah pusat atas pengembangan wisata di daerah masih sangat kurang. ”Menbudpar masih terlalu berat ke Bali sehingga pariwisata daerah lain kurang terurus,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Bupati Murasman mengajak masyarakat Malaysia untuk menghadiri Festival Peduli Danau Kerinci pada pertengahan Juli mendatang. ”Para tamu akan kami bawa mengunjungi obyek-obyek wisata di Kerinci,” tuturnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kerinci Arlis Harun mengatakan, keberadaan Galeri Sejarah Kerinci diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan dari Malaysia ke Kerinci. Tahun 2010 lalu jumlah wisatawan mancanegara baru 300 orang. Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Kerinci datang melalui Padang, karena kondisi jalannya cukup baik, sedangkan infrastruktur dari Kota Jambi menuju Kerinci rusak parah.

Bangka Belitung diminta

Secara terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kepulauan Bangka Belitung Yan Megawandi mengatakan, Malaysia pernah meminta Provinsi Bangka Belitung membuat galeri di salah satu museum di negara bagian Melaka. Di Melaka ada Museum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). ”Museum itu direncanakan berisi galeri-galeri negara, provinsi, atau kota kampung halaman orang Melayu,” ujarnya.

Namun, Bangka Belitung belum memenuhi permintaan itu karena keterbatasan anggaran. Sejauh ini baru Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, yang sudah membuat galeri di Museum DMDI. ”Program ini timbal balik. Melaka membuat galeri juga di Sawahlunto, Bangka Belitung, dan rencananya di beberapa kota lain di Indonesia yang termasuk kampung halaman puak besar Melayu,” ujarnya.

(ITA/RAZ)

Sumber: Kompas, Minggu, 17 April 2011

No comments: