Sunday, April 24, 2011

[Kehidupan] Menyelaraskan Diri dengan Semesta

AWALNYA boleh sekadar coba-coba, bahkan tak jarang apatis. Tetapi, ketika tercebur seperti tak ada jalan kembali. Aura kesembuhan spiritual yang diruapkan yoga, meditasi, reiki, q-rak, hipnosis, misalnya, membuat banyak orang tak ingin kembali.

Peserta yoga melakukan gerakan-gerakan bikram yoga yang jumlahnya sekitar 26 gerakan dalam ruangan bertemperatur panas sekitar 42 derajat celsius di Studio Bikram Yoga, Kemang, Jakarta Selatan, Rabu (20/4). Bikram yoga yang dilakukan secara teratur dipercaya, antara lain, dapat mengurangi gejala-gejala penyakit kronis, menurunkan berat badan, dan memperkuat stamina. (Kompas/Totok Wijayanto)

Ratih Ayu Wulandari (29), misalnya, begitu memercayai manfaat yoga bagi kesehatan tubuh. Meski sedang hamil lima bulan, ia bahkan tetap berlatih yoga dalam ruangan bersuhu 42 derajat celsius di Bikram Yoga di wilayah Kemang, Jakarta Selatan. Metode yoga dalam suhu ekstrem itu dilakukannya karena ia sudah tergolong ahli. Ratih meyakini anak di dalam kandungannya kini lebih kalem semenjak diajak yoga.

Ratih mengenal yoga sejak tahun 2005 setelah didiagnosis mengidap skoliosis tahun 2003. Dari awalnya mempelajari yoga melalui DVD, ia kemudian bergabung di sanggar latihan yoga agar tidak bosan. Beberapa bulan kemudian Ratih merasakan manfaat dari latihan tersebut. Selain mengurangi rasa nyeri punggung karena skoliosis, Ratih yang juga berprofesi sebagai dokter, bisa belajar lebih menenangkan diri.

”Saat latihan, kita dilatih untuk mencoba terus. Lama-lama, saya jadi terbiasa mengatasi tekanan, termasuk dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, pekerjaan yang saya jalani dulu mengakibatkan tingkat stres tinggi,” kata Ratih, yang sebelum hamil bekerja di perusahaan jasa layanan medis di Jakarta.

Harry Setiawan (43) yang berprofesi sebagai direktur public relations di Celsius PR awalnya cuma sekadar mencoba-coba belajar meditasi tahun 2003. Setelah setahun, ia pernah berhenti. Seiring perjalanan waktu, Harry dihadapkan pada realitas kehidupan yang makin keras dengan tingkat stres tinggi.

Tiga tahun lalu, Harry memutuskan untuk kembali bermeditasi. Baginya, persoalan hidup ternyata hanya bisa diatasi dengan lebih mudah ketika ia bisa hidup selaras dengan alam semesta. Keselarasan itulah yang ditemukannya ketika bermeditasi.

Selain lebih tenang, Harry juga telah bisa memanfaatkan meditasi untuk menyembuhkan penyakit-penyakit yang dialami oleh teman-teman dekatnya. Dengan teknik matrix resonance, ia bisa menyembuhkan dengan menumpangkan tangan ke titik sumber penyakit.

Rezeki

Penyembuhan, ketenangan hidup, hingga keberlimpahan rezeki, menurut pendiri aliran spiritual q-rak (quark, reiki, atomic, kundalini), Rony Irianto (36), menjadi motivasi utama yang menjadikan orang tertarik pada aliran spiritual, seperti q-rak. Dengan metode pemurnian q-rak, segala sesuatu yang bersifat negatif dihilangkan dari jiwa, tubuh, dan roh seseorang.

Ketika sifat negatif dimurnikan menjadi positif, setiap praktisi q-rak bisa lebih cepat menyelesaikan aneka permasalahan hidup mulai dari penyakit, kebodohan, hingga kemiskinan. Q-rak juga cukup menarik karena prosesnya yang sangat mudah.

Manfaat dari q-rak bisa diperoleh melalui inisiasi atau pembukaan jalur energi atau cakra serta pembukaan sistem kesadaran. Setelah tujuh titik jalur energi di tubuh seperti di kepala, jantung, dan tenggorokan dibuka, setiap orang bisa menyembuhkan diri sendiri dengan memanfaatkan energi dari alam semesta.

Semua penyakit diklaim bisa disembuhkan dengan q-rak. Seorang praktisi q-rak pengidap AIDS dari Bali, misalnya, bisa sembuh dari koma hanya dalam waktu satu bulan. Lama atau lambannya penyembuhan dipengaruhi tingkat pemurnian yang dilakukan.

Kesembuhan penyakit dengan aliran spiritual q-rak, antara lain, dialami oleh Eka Purwono (51). Eka mengalami sakit punggung karena saraf kejepit. Pengobatan medis, dikatakan Eka, tak mampu menyembuhkannya kala itu.

”Dari awal, saya memiliki keyakinan bahwa cara ini bisa menyembuhkan,” kata Eka, yang kini berstatus sebagai master q-rak.

Selain menyembuhkan penyakit, ilmu q-rak juga mengajarkan Eka untuk mengendalikan emosi. Maka, ketika menghadapi masalah, Eka bisa menghindari konflik dengan menenangkan diri.

Keyakinan atas sebuah pencapaian spiritual bagi masyarakat kontemporer memang bukan terletak pada tingkat spiritualitas. Mereka cukup dihadapkan pada hal-hal yang berbau empirik, seperti kesembuhan dari sakit atau kemudahan jalan hidup, sudah membuatnya percaya. Dan selanjutnya, berbekal kepercayaan itulah mereka memasuki jalan pencarian keseimbangan hidup itu.

Hal ini pula yang dipelajari Novi (33). Novi bisa menyelesaikan konflik keluarga dan di tempat kerjanya yang dulu, melalui ilmu yang pertama kali dipelajarinya April 2009. ”Ilmu ini mengajarkan kita untuk tahu siapa diri sendiri, selalu berpikir positif dan berperasaan positif,” ujar Novi, yang sempat sakit karena stres yang selalu menderanya.

Selain membantu orang lain yang datang ke klinik q-rak, Novi juga melakukannya dari jarak jauh. Apalagi, seperti dikatakan master lainnya, Priyo, sebanyak 80 persen penyembuhan q-rak dilakukan dari jarak jauh melalui transfer energi.

SMS atau Twitter

Dalam praktiknya, Priyo kemudian menggunakan ilmunya untuk membantu orang sekitar, salah satunya rekan kerja di kantor. ”Saya membantu mereka cara menghilangkan stres, supaya stres mereka tidak terbawa ke rumah. Saya sendiri, setiap stres karena pekerjaan, bisa menghilangkannya dengan cara menenangkan diri,” kata Priyo.

Pengalaman-pengalaman yang dialami mereka yang memperdalam q-rak atau yang disebut praktisi, bahkan menjadikan beberapa orang memiliki predikat spesialis, salah satunya yaitu Jose Rizal yang mempunyai julukan sebagai spesialis jantung. Jose pernah tiga kali dirawat di ruang ICCU karena serangan jantung pada 2002, sebelum akhirnya mempelajari q-rak pada 2010.

Aliran spiritual ternyata juga diminati oleh ibu rumah tangga, seperti Nilla (38). Tugasnya sebagai istri dan ibu dari dua anak sering kali membuatnya stres. Apalagi, dia mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga seorang diri, tanpa pembantu. Suaminya berprofesi seorang pelaut yang tentu saja lebih sering berada jauh dari Nilla dan anak-anaknya. Nilla kemudian memilih berlatih yoga di Iyengar Yoga, kawasan Kemang.

Master hipnosis, seperti Seno Aji Wibowo, juga pernah dilanda keruwetan hidup yang membuatnya stroke. Secara perlahan lewat metode terapi hipnosis ia bisa bangkit dari keterpurukan. ”Saya akhirnya serius mempelajari hipnosis,” katanya.

Konsep dari sebagian besar ajaran spiritualisme yang bermain di wilayah kesehatan adalah bagaimana membuat keselarasan diri dengan semesta. Ini sebenarnya konsep ajaran leluhur di Timur yang senantiasa ingin hidup selaras dengan alam. Manakala keselarasan dalam diri dan semesta itu terwujud, diyakini terjadi keseimbangan di dalam hidup. Segala hal positif seperti mengalir.... (WKM/IYA/ROW/CAN)

Sumber: Kompas, Minggu, 24 April 2011

No comments: