
”Saya bisa ikut Opera Tan Malaka karena Mas Goenawan membujuk produser film agar mengatur jadwal shooting saya. Adegan yang melibatkan saya dikebut, selesai Selasa malam,” bisik Landung sebelum naik panggung.
Libreto dan sutradara Opera Tan Malaka, Goenawan Mohamad, tak salah memilih Landung menjadi narator esainya tentang Ibrahim Datuk Tan Malaka. Dalam satu jam latihan, Landung sudah naik-turun tangga menjelajahi tumpukan kayu dan jembatan setinggi 4 meter yang menjadi properti utama panggung.
Saat jenuh dengan pengulangan adegan, kejahilan Landung kambuh. Ia pura-pura terperosok dari ketinggian 2,5 meter, hingga asisten sutradara Yudi A Tajudin dan komponis Tony Prabowo kaget.
”Jangan aneh-aneh Mas, cari orang seperti sampeyan itu sulit,” ujar Yudi setelah tahu dia terkecoh.
Meski jahil, Landung tetap aktor serius. Begitu adegan dimulai, usilnya menguap.
”Di Bayah... ia membuatku curiga. ’Tuan... Tan Malaka?’ Dia tidak menjawab…,” tutur Landung lantang. (ROW)
Sumber: Kompas, Sabtu, 23 April 2011
No comments:
Post a Comment