BIDUAN senior Franky Sahilatua, Rabu (20/4) sekitar pukul 15.15, meninggal dunia di Rumah Sakit Medika Permata, Jakarta Selatan.
Pencipta lagu ”Kemesraan” ini mengembuskan napas terakhir dikelilingi oleh keluarga dan para sahabatnya, antara lain Ny Theodora Joveva Uneputi Sahilatua (ibu), Harwantiningroem (istri), Ken Noorca (anak), Jane Sahilatua (adik), Johny Sahilatua (adik), Sukardi Rinakit (pengamat politik), Muslim Abdurrahman (budayawan), Rikard Bagun (Pemimpin Redaksi Kompas), Garin Nugroho (sineas senior), Meutya Hafid (anggota DPR), dan sahabat Franky lainnya.
Tujuh hari sebelum wafat, Franky berhasil menyelesaikan rekaman dua lagu ciptaan terakhirnya, yakni ”Roti dan Sirkus” serta ”Anak Tiri Republik”.
Franky yang lahir di Surabaya, 16 Agustus 1953, dari perkawinan Hubert Johannes Sahilatua (almarhum) dan Ny Theodora Joveva Uneputi, sejak 1970 telah menciptakan dan merekam sekitar 100 lagu. Tiga tahun terakhir lagu-lagu ciptaannya merupakan tembang potret situasi bangsa, seperti ”Pancasila Rumah Kita”, ” Pohon dan Merah Putih”, ”Sesambatin Manah”, dan ”Aku Papua”.
Sejak Juni 2010 lalu, Franky dirawat di rumah sakit di Bintaro dan kemudian di Singapura karena kanker sumsum tulang belakang. Perawatan di Singapura berakhir Maret 2011. Setelah itu ia tinggal di rumah. Sabtu (16/4) lalu ia dibawa ke Rumah Sakit Medika Permata sampai mengembuskan napas terakhir.
Sejak semalam para handai tolan berdatangan ke rumah duka di Perumahan Pelangi Bintaro Nomor 22 Jakarta Selatan.
Pembebasan
Kemarin mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dari Washington, Amerika Serikat, mengirimkan pesan singkat. ”Saya kehilangan teman baik, tolong sampaikan rasa duka mendalam untuk keluarganya,” katanya
”Suara hati dan sikapnya sungguh memantulkan suara dan sikap kita semua. Indonesia dan kita semua kehilangan orang terbaiknya,” ujar Sri.
Di tempat jenazah disemayamkan, Erros Djarot mengatakan Franky layak dikenang sebagai pejuang dan pahlawan bagi komunitasnya. ”Ia seniman pejuang tangguh, bernyanyi menyuarakan pembebasan menyudahi penindasan, pembodohan dan pemiskinan,” ujarnya.
Dua pekan lalu Franky bersama Garin dan Meutya Hafid merencanakan perjalanan ke lima kota untuk mendongeng dan bernyanyi kepada rakyat. ”Sekarang saya, rajawali yang sedang istirahat,” ujarnya saat itu.
”Rajawali” itu kini telah berpulang dan dimakamkan di pemakaman umum Tanah Kusir, Jumat (22/4) pagi. (OSD/FAJ)
Sumber: Kompas, Kamis, 21 April 2011
No comments:
Post a Comment