Jakarta, Kompas - Penerbit-penerbit buku di Indonesia terus menghadapi tuntutan masyarakat untuk menyediakan buku murah dan berkualitas. Namun, di sisi lain, penerbit juga sulit untuk meningkatkan penerbitan buku-buku di tengah kondisi minat baca masyarakat Indonesia yang masih rendah.
Lucya Andam Dewi, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi), di Jakarta, Senin (7/2), mengatakan, dalam menerbitkan satu judul buku baru, umumnya penerbit di Indonesia berani menerbitkan 1.000-3.000 eksemplar.
”Lebih baik cetak ulang jika ternyata bukunya laris atau best seller. Soalnya, penerbit masih sulit menebak-nebak minat baca masyarakat kita,” kata Lucya.
Menurut Lucya, jika tiap judul buku bisa dicetak 10.000-20.000 eksemplar, sebenarnya buku bisa didapat masyarakat lebih murah lagi. Diperkirakan harga buku bisa lebih murah sebesar 30 persen dari harga di pasaran sekarang.
Dharma Hutauruk, Ketua Kompartemen Buku Ikapi, mengatakan, kebutuhan masyarakat terhadap buku masih terbatas pada buku mata pelajaran. Demikian juga toko buku di daerah kurang berkembang karena fokus pada penjualan buku teks.
”Ada ketentuan paling sedikit 5 persen anggaran pendapatan dan belanja sekolah untuk beli buku perpustakaan. Itu pun sulit. Sekolah bilang belum ada petunjuk teknisnya,” kata Dharma.
Menteri Pendidikan Nasional Mohamamd Nuh mengatakan, kemampuan membaca siswa masih rendah. Hal tersebut terlihat dari hasil Programme for International Student Assesment (PISA) 2009 yang menunjukkan kemampuan membaca siswa Indonesia terbanyak berada di level 1a dan 2 dari yang tertinggi level 6. Indonesia berada di urutan ke-57 dari 65 negara.
”Bahan bacaan yang menumbuhkan minat baca harus diperbanyak,” ujar Mohammad Nuh.(ELN)
Sumber: Kompas, Selasa, 08 Februari 2011
1 comment:
good info. I'm agree. Wow, websitenya keren. Infonya juga Mantap, saya mau ikut share tentang informasi Desain Grafis, Cara Membuat Cover Buku, Kartu Nama, Brosur dan artikel lainnya.happy blooging.
Post a Comment