Friday, November 06, 2009

Habibie Award bagi Tiga Tokoh

* Habibie Center Kaji Demokrasi

Jakarta, Kompas - The Habibie Center menganugerahkan Habibie Award 2009 kepada tiga tokoh dalam kategori bidang ilmu pengetahuan dasar, rekayasa, ilmu Filsafat, agama, dan kebudayaan. Ketiga tokoh itu adalah Edy Tri Baskoro, Nurul Taufiqu Rochman, dan Ajip Rosidi.

Tim seleksi yang terdiri dari 24 pakar memilih Edy Tri Baskoro, pakar bidang Matematika Kombinatorika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung, karena kontribusi pemecahan derajat atau diameter dalam teori graf, yakni kajian eksistensi, struktur, properti, serta banyaknya sistem yang dibangun himpunan titik dan garis.

”Ini pertanda matematika kini mendapat apresiasi tinggi untuk berkembang. Penguasaan matematika, sains, dan teknologi penting agar bisa bertahan hidup dan lebih maju,” kata Edy dalam jumpa pers di Kantor Habibie Center, Kamis (5/11) di Jakarta.

Adapun Nurul Taufiqu Rochman, peneliti LIPI dalam bidang material lanjut dan nanoteknologi, dipilih karena mengembangkan nanoteknologi di dalam bidang teknologi perpipaan Indonesia. Selama ini Nurul mengembangkan berbagai peralatan penggilingan untuk keperluan penelitian dan memproduksi berbagai jenis nanopartikel dari mineral alam Indonesia.

Dari kategori kebudayaan, Ajip Rosidi dipilih karena berjasa dalam pengembangan kebudayaan. Tanpa kenal lelah Ajip memajukan sastra Sunda di tingkat internasional dengan memprakarsai Konferensi Internasional Budaya Sunda pada tahun 2001. Kemudian pada tahun 2002 Ajip mendirikan Pusat Studi Sunda.

”Saya risau pada nasib bahasa ibu yang lebih dari 700 bahasa karena tak pernah mendapat perhatian dari pemerintah dan diserahkan kepada masyarakat,” kata Ajip.

Keprihatinan sama juga diungkapkan Ajip tentang penggunaan bahasa Indonesia yang kacau dan menyedihkan karena sering bercampur dengan bahasa asing. Hal ini dinilai sebagai ungkapan rasa rendah diri dan tidak adanya kebanggaan berbahasa Indonesia. ”Apakah bahasa Indonesia masih dihargai sebagai bahasa nasional kita? Saya rasa yang harus segera diperbaiki adalah kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah,” ujarnya.

Para peraih penghargaan akan mendapat piagam, medali emas, dan uang tunai 25.000 dollar AS (Rp 240 juta) dipotong pajak.

Ketua Dewan Pengurus Yayasan SDM-IPTEK The Habibie Center Wardiman Djojonegoro mengatakan, sebenarnya Habibie Center berharap ada penerima penghargaan bidang kedokteran dan bioteknologi serta ilmu sosial tahun ini.

”Namun, tahun ini tidak ada karena tak memenuhi kriteria,” kata Wardiman.

Berkarya 10 tahun

Pemberian Habibie Award tahun 2009 ini terkait dengan peringatan 10 tahun Habibie Center yang mengambil tema ”Memantapkan Konsolidasi Demokrasi dan Mengakhiri Masa Transisi: Agenda Bangsa 2009-2014”. Direktur Habibie Center Ahmad Watik Pratiknya menjelaskan bahwa pada peringatan tahun ini Habibie Center ingin mengkaji ulang apa saja yang sudah dilakukan selama ini dan yang dapat disumbangkan pada masa depan terkait dengan perkembangan demokrasi di Indonesia.(LUK)

Sumber: Kompas, Jumat, 6 November 2009

No comments: