Jakarta, Kompas - Seni dapat memainkan peran penting dalam memberi respons kepada isu-isu publik. Untuk mewujudkannya, bangsa ini memerlukan seniman yang bukan sekadar mengungkapkan buah pikiran intelektual atau letupan entusiasme emosional, tetapi hasil pergulatan pribadi yang intens dan total.
Demikian dikatakan Ignas Kleden dalam Pidato Kebudayaan 2009 bertajuk ”Memperkuat Masyarakat Sipil dengan Kesenian, untuk Mengelola Negara dan Pasar Lebih Baik” di Jakarta, Selasa (10/11). Pidato kebudayaan tersebut merupakan acara tahunan untuk memperingati 41 tahun berdirinya Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki.
Ignas Kleden memaparkan, seniman memiliki ketajaman dalam melihat dan merasakan kesenjangan antara nilai dan lembaga-lembaga yang menjalankannya.
”Ini bukan karena para seniman lebih saleh, lebih sadar hukum, atau lebih berkomitmen terhadap transparansi. Itu karena dalam menciptakan karya-karya kreatif yang hendak disampaikan memerlukan otentisitas pesan dan orisinalitas ekspresi,” ujar Ignas.
Mengutip penyair Rendra, Ignas mengatakan, seorang seniman bertugas memberi kesaksian tentang zamannya. Seni, khususnya sastra, memang perlu dikembangkan berdasarkan disiplin artistik. Namun, dalam pesan yang disampaikan seni dapat dan harus memberi respons terhadap masalah keadilan, pemerintahan yang bersih, atau pendidikan nasional yang merupakan sektor-sektor publik.
Menurut Ignas, komunitas-komunitas budaya dapat menyumbangkan seperangkat nilai-nilainya ke dalam kehidupan publik. Itu bisa terjadi jika atribut-atribut komunal dihilangkan tanpa membuang substansi nilai yang dikandungnya. (ELN)
Sumber: Kompas, Kamis, 12 November 2009
No comments:
Post a Comment