JAKARTA, KOMPAS - Arena Wati, sastrawan Malaysia terkemuka kelahiran Jeneponto, Sulawesi Selatan, Senin (26/1) pukul 13.40 waktu Malaysia, meninggal dunia dalam usia 84 tahun di Universiti Kebangsaan Malaysia Hospital di Cheras, Malaysia. Kantor berita Bernama dan harian New Straits Times melaporkan, Arena Wati mengalami gangguan paru-paru dan dirawat sejak 20 September 2008.
”Dalam kondisi dirawat di rumah sakit, Bapak masih menyempatkan diri menyelesaikan trilogi Bara-Baraya. Trilogi itu berkisah tentang perjuangan Melayu di Nusantara,” kata Rahmah Wati, putri tertuanya.
Sastrawan Malaysia, A Samad Said, mengatakan, Malaysia kehilangan salah seorang sastrawan terbaiknya. ”Arena Wati selain bergelar Sastrawan Negara, juga meraih sejumlah prestasi, antara lain meraih penghargaan sastra Asia Tenggara dari Raja Thailand, SEA Write Award tahun 1985, dan Sastrawan Negara dari Pemerintah Malaysia tahun 1988,” katanya.
Sastrawan Indonesia, Taufiq Ismail, mengaku kehilangan salah seorang teman dan sahabat terbaiknya. ”Arena Wati seorang sastrawan yang sangat produktif, kreatif, dan pergaulannya luas. Rasa Makassarnya masih kental, pertanda hubungan dengan tanah kelahirannya begitu dekat,” katanya.
Secara terpisah, sastrawan Indonesia asal Makassar, Rahman Arge (73), di Makassar, menyebutkan Arena Wati sebagai sastrawan besar Malaysia yang juga punya andil dalam memotivasi sastrawan-sastrawan di Makassar. Ia kerap ke Makassar dalam diskusi sastra.
”Ia salah seorang sastrawan kelahiran Jeneponto, daerah pantai yang keras di Sulawesi Selatan. Namun, lewat karya-karya sastranya, diekspresikan dengan lembut,” ujarnya. (NAL)
Sumber: Kompas, Rabu, 28 Januari 2009
No comments:
Post a Comment