Denpasar, Kompas - Sebuah peti terbuat dari batu atau sarkofagus ditemukan di tengah persawahan di Desa Keramas, Blahbatuh, Kabupaten Klungkung, Bali. Benda itu diduga berusia sekitar 2.500 tahun.
Sarkofagus yang berisi kerangka manusia itu ditemukan di kedalaman 2,5 meter dengan panjang 1,5 meter dan berdiameter satu meter oleh sejumlah pembuat batu bata, Selasa lalu. Kondisi sarkofagus itu sedikit rusak akibat terkena cangkul.
Tim Balai Arkeologi Denpasar hingga kemarin masih melakukan pemeriksaan dan belum mengambil keputusan selanjutnya keberadaan benda purbakala itu. Namun, dari hasil pemeriksaan sementara, peti mati batu itu diperkirakan berasal dari zaman 500 tahun sebelum Masehi hingga 300 tahun setelah Masehi.
Berbentuk perahu
Kepala Balai Arkeologi Denpasar Wayan Suantika, Rabu (14/1), mengungkapkan, sarkofagus tersebut berbentuk perahu dan terdiri atas dua bagian, yakni bagian wadah dan penutup. Ini sebagai simbol kendaraan roh menuju surga. Selain itu juga terdapat bagian yang berfungsi sebagai pegangan saat prosesi penguburan.
Pada zamannya, sarkofagus ini digunakan untuk penguburan tokoh masyarakat yang memiliki posisi penting dalam strata sosial mereka. Proses pembuatannya juga memerlukan keahlian tingkat tinggi.
”Penemuan sarkofagus ini menunjukkan pada waktu itu sudah ada suatu kelompok masyarakat dengan suatu sistem sosial budaya tertentu,” kata Suantika.
Kepala Badan Keamanan Desa Keramas I Made Sukerta mengungkapkan, di desanya memang banyak dijumpai tanda-tanda bekas peninggalan masa lalu. Menurut catatan, sarkofagus kali ini merupakan penemuan ke-12 di desa itu. Karena itu, sejumlah warga setempat meyakini temuan tersebut sebagai cikal bakal desa setempat.
25 benda purbakala
Secara terpisah, sedikitnya 25 benda purbakala ditemukan di lokasi penambangan pasir dan batu di lereng Gunung Sindoro, tepatnya di Desa Purbosari, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Bersama dengan itu, ditemukan pula tembok batu kuno, seperti dinding sebuah benteng, sepanjang sekitar 15 meter yang mengelilingi separuh areal penambangan tersebut.
Benda-benda itu ditemukan ketika penambang mulai melakukan penggalian. Pada saat itu, dinding tembok batu, arca, dan pecahan gerabah mulai ditemukan. Setelah itu, hampir setiap hari berbagai benda purbakala lainnya terus ditemukan.
Selain arca, pecahan gerabah, dan lumpang terdapat pula lingga, yoni, lumpang, dan cobek. Benda-benda kuno tersebut ada yang terbuat dari batu hitam, putih, merah, dan kecoklatan. (BEN/EGI)
Sumber: Kompas, Kamis, 15 Januari 2009
No comments:
Post a Comment