Jakarta - Grup musikalisasi puisi, antara lain, Sapta, Kopong, Denting, The North, Poci, Kapas, Unas, yang mengusung keberagaman syair dan tema kearifan tradisi dalam paduan instrumennya akan tampil di Planet Senen, Jakarta.
Grup-grup musikalisasi puisi ini akan menggelar karyanya di Plasa Depan Gelanggang Remaja Jakarta Pusat Jl Stasiun No 1 Senen Jakarta Pusat, Senin (26/1).
Acara yang diselenggarakan oleh Komunitas Musikalisasi Puisi Indonesia (Kompi) dan Komunitas Poros Senen (KoPS) itu hendak mengusung kondisi kekinian negeri ini dengan mengangkat wacana “Mengemas Plural” dengan memunculkan gagasan dan citra identitas budaya bangsa dalam silaturahmi musikal.
Koordinator Program acara ini, Irman Syah, mengatakan bahwa titik beratnya adalah persoalan kekinian dan silang-sengkarutnya kehidupan manusia yang begitu jamak di Jakarta.
“Mulai dari orang yang datang, urban tak terbatas lagi dari Indonesia. Banyak orang bule dari negara asing ternyata sudah lama tinggal di sini, Jakarta sudah plural,” paparnya kepada SH di Jakarta, Rabu (21/1).
Ruang Cipta
Sebagai sebuah komunitas yang berbicara lewat karya puisi dan menggunakan pluralitas bunyi yang dikomposisi, KoPS dan Kompi Jakarta memunculkan pertunjukan musikalisasi puisi agar menjadi ruang cipta.
“Melalui karya penyair terpilih yang digarap secara puitis dengan komposisi musikal yang harmoni, acara ini berusaha memunculkan jati diri bangsa yang merdeka serta berkepribadian dalam kebudayaan,” tambahnya.
Namun, di luar nama itu, panitia masih akan mengumpulkan lagi grup-grup di Jakarta yang dapat diikutsertakan. “Yang kami hadirkan betul-betul musikalisasi puisi yang sudah intens, bukan yang hanya lahir dari festival. Mereka yang sudah lama menjalaninya, bahkan sempat bekerja di profesi lain namun tetap setia pada kerja musikalisasi puisi,” ujar Irman.
Musikalisasi puisi Indonesia bukan barang baru karena berkaitan dengan tradisi sastra lisan. Mulai dari makyong, tekyan, andung Batak, andong Aceh, sebuku Gayo, tiap daerah punya ciri musikalisasi syair. (sihar ramses simatupang)
Sumber: Sinar Harapan, Sabtu, 24 Januari 2009
No comments:
Post a Comment