BLORA, KOMPAS - Fosil gajah purba jenis Stegodon elephas yang ditemukan lumayan utuh di Desa Medalem, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, kini retak-retak dan pecah. Balai Arkeologi Yogyakarta dan Yayasan Mahameru akan merekonstruksi kembali temuan berumur sekitar 80 juta tahun itu.
Ketua Yayasan Mahameru Gatot Pranoto, Senin (12/1) di Blora, menyayangkan kejadian itu lantaran sebelumnya fosil dalam kondisi mendekati sempurna. Dia menilai tim evakuasi fosil yang didampingi Balai Arkeologi Yogyakarta kurang hati-hati.
Meskipun begitu, Gatot memaklumi hal itu lantaran kondisi fosil memang rapuh. Pasalnya, sejumlah unsur tanah di lokasi temuan memengaruhi dan melapukkan struktur fosil gading bagian dalam.
”Saat tanah penutup fosil itu terbuka terjadi oksidasi. Udara bebas masuk ke celah-celah fosil sehingga semakin memperparah kerapuhan struktur dalam fosil gading,” kata dia.
Menurut Gatot, Yayasan Mahameru dan Balai Arkeologi Yogyakarta akan merekonstruksi fosil itu menjadi bentuk utuh. Rekonstruksi baru dapat dilakukan setelah fosil kering dan dibersihkan.
Pada akhir Desember 2008, tiga warga Desa Medalem menemukan fosil gading itu relatif utuh. Dari total panjang gading 150 sentimeter, bagian yang rusak hanya sekitar 30 sentimeter.
Saat ini, kerusakan fosil gading itu parah lantaran hampir seluruh bagian fosil pecah. Pada sebagian retakan dan pecahan itu terdapat pula akar-akar pohon kelapa.
Secara terpisah, Kepala Seksi Kesenian Daerah dan Nilai Budaya Kantor Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Blora Suntoyo berencana mengeksplorasi kawasan Blora Selatan bersama Balai Arkeologi Yogyakarta. Pada tahun ini, Pemerintah Kabupaten Blora menganggarkan dana Rp 70 juta untuk keperluan itu.
Selain itu, tim lain Balai Arkeologi Yogyakarta akan mengeksplorasi Goa Kidang di Kecamatan Todanan. Kawasan itu diduga merupakan tempat hunian manusia purba. (HEN)
Sumber: Kompas, Selasa, 13 Januari 2009
No comments:
Post a Comment