Di sisi lain, sosok penulis yang aktif berselancar di dunia maya ini kerap mempromosikan budaya Indonesia, salah satunya lewat situs jaringan sosial ternama Facebook.
Bahkan dalam novel terbarunya, Cerita dalam Keheningan, ia akui mengandung misi memperkenalkan budaya, sejarah, dan agama di Indonesia lewat versi bahasa Inggris. Maklum, novel barunya itu dibungkus dalam dua bahasa, yaitu Inggris dan Indonesia.
"Pertama kalinya menerbitkan buku dalam dua bahasa. Dalam buku ini banyak catatan adat istiadat bangsa Indonesia. Misinya memperkenalkan budaya Indonesia," ujar Zara di sela peluncuran novel terbarunya itu di Senayan City, Jakarta.
Kecintaannya terhadap tanah leluhur juga masih bisa dilacak dari selera makannya. Saat menapakkan kakinya di Jakarta setelah lama hidup di negeri lain, ia mengawali dengan langsung mencari salah satu makanan tradisional Indonesia, masakan Sunda. "Yang paling saya suka sambalnya," ujarnya dengan nada gemas.
Dunia menulis ia rasakan juga memberi makna pendewasaan sikap. Di tengah kesibukannya menekan keyboard
komputer, berbagai acara sosial tetap ia perhatikan. Hampir tiap tahun, Zara selalu berbagi dengan anak-anak yatim.
Terhadap kedua anaknya, hobi menulisnya tidak dipaksakan agar diikuti. Bahkan salah satu anaknya yang berumur 13 tahun justru lebih menyukai dunia musik dan dunia model. "Yang namanya keharusan tidak ada keikhlasan. Jadinya terpaksa," ungkap dia.
Dengan bangga, Zara menyebut salah satu anaknya bisa berbahasa Jawa meski tumbuh di lingkungan yang kental budaya Barat. Meskipun begitu, tampaknya Zara juga sulit melepaskan pergaulan Barat. Kebiasaannya berkomunikasi dalam bahasa Inggris sulit dihilangkan. Bahkan saat menuangkan ide cerita dalam novel terbarunya, naskah aslinya menggunakan bahasa Inggris.
"Pas saya duduk dan mau ketik kok munculnya bahasa Inggris. Mungkin karena terbiasa menonton TV dan membaca buku dalam bahasa Inggris kali ya," ungkap Zara.(*/M-4)
Sumber: Media Indonesia, Minggu, 4 Januari
No comments:
Post a Comment