[JAKARTA] Budaya merupakan aset berharga sebuah bangsa. Ada pula yang mengatakan, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai budayanya. Tetapi, kadang generasi muda sekarang, sering lupa atau bahkan tidak menggubris pepatah tersebut.
Penyanyi senior Titiek Puspa menyanyikan lagu berbahasa Tiongkok dalam gelar budaya bangsa bertajuk "Save Our Culture" di Jakarta International Expo, Arena PRJ Kemayoran, Jakarta, Sabtu (17/1). Rangkaian tari dan lagu itu menampilkan budaya berbagai daerah di Nusantara, budaya Arab dan Tiongkok yang turut mewarnai budaya Indonesia. (SP/Alex Suban)
Masyarakat Indonesia harus menyadari bahwa bangsa ini memiliki 300 kelompok etnis dengan adat istiadat dan budaya yang berbeda. Hal itu menjadikan negara yang berpenduduk 220 juta jiwa lebih ini, sebagai negara ke dua yang kaya akan keanekaragaman hayatinya. Namun, sayang sekali jika modal yang sangat luar biasa itu, tidak dapat kita pergunakan untuk membuat harum nama bangsa.
Beranjak dari keprihatinan akan nasib budaya Indonesia sekarang ini, duet artis Titiek Puspa dan Elly Kasim bersama Sangrina Bunda mengadakan sebuah konser yang mempertunjukkan sejumlah kebudayaan nusantara yang bertajuk Save Our Culture di JI Expo, Kemayoran, Sabtu (17/1) malam.
Melalui konser yang berlangsung sangat meriah tersebut, Titiek dan Elly mengajak kita untuk kembali menengok ke dalam budaya yang kaya. Kalau sudah mengenal budaya yang kita miliki, tentu akan lebih muda untuk mencintai dan menghormatinya.
"Konser ini merupakan rasa terima kasih kami terhadap leluhur yang telah menciotakan Indonesia menjadi begitu indah dan kaya budaya. Oleh karena itu, kami ingin agar keindahan Indonesia dapat dilestarikan oleh generasi muda. Generasi muda sekarang ini banyak yang beralih ke kebudayaan 'seberang'. Fenomena itu membuat kami menangis. Kekecewaan kami juga bertambah, mengetahui kurangnya perhatian pemerintah terhadap kebudayaan Indonesia" ujar Titiek seusai konser.
Senada dengan yang disampaikan sahabatnya, Elly juga mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap pemerintah yang kurang memosisikan budaya sebagai aset utama bangsa. Dia mengatakan, "Budaya kita ini sekarang sudah mulai tergusur oleh budaya luar. Lihat saja, anak muda lebih suka untuk membahas budaya asing daripada budayanya sendiri. Kalau ngomongin budaya Indonesia katanya norak. Saya berharap, mulai sekarang generasi muda supaya lebih mencintai budayanya di mana mereka berasal."
Konser ini menyuguhkan seni musik, tari, dan operet dengan melibatkan 200 penari dan beberapa penyanyi muda ternama Indonesia seperti Afgan, Gita Gutawa, Nazar dan Gita KDI. Sementara artis seniornya, yaitu Titiek Puspa dan Dorce Gamalama. Selain itu, konser tersebut juga menggandeng Ari Tulang sebagai pengarah acara dan Elfa Secioria sebagai pengarah musik, serta Tantowi Yahya sebagai pembawa acara.
Konser yang dimulai dengan penampilan musik kecapi kolosal ini mengolaborasikan kebudayaan moderen dan tradisional tanpa mengurangi nilai budaya daerahnya. Sehingga pertunjukan yang ditampilkan tidak monoton. Konsernya pun dibagi dalam dua babak. Pertama, penampilan 15 tarian Nusantara dari Sumatera Selatan hingga Papua. Kedua, operet Malin Kundang yang akan dimainkan Derry Drajat dan Aline Tumbuan.
Adapun lagu-lagu yang dibawakan dalam konser tersebut, antara lain Ayam dan Lapeh, Dolanan, Jangar Bali, dan Warung Pojok.
Konser akbar yang dihadiri Wapres Jusuf Kalla dan para duta besar negara sahabat, serta para pengusaha yang cinta akan Tanah Air itu menyajikan tarian Nusantara dan modern, berkonsep menjelajahi Nusantara. [LOV/F-4]
Sumber: Suara Pembaruan, Senin, 19 Januari 2009
1 comment:
Semangat...
Ayo temen-temen lestarikan budaya kita...
Bukan karena hanya dari warisan tapi juga, ini kewajiban kita tuk menjaga dan merawatnya...
Buat Oma Titi dkk, buat acaranya on air donk biar kita bisa liat...
Post a Comment