Tuesday, December 02, 2008

Kekayaan Budaya: Penguatan Tradisi Lisan

Wakatobi, Kompas - Penguatan peran tradisi lisan harus menyatu dengan penguatan peran masyarakat pendukungnya. Karena itu, upaya revitalisasi tradisi lisan harus juga melibatkan masyarakat pendukung, seperti penutur, penonton, dan pihak lain, sehingga tradisi lisan tidak kehilangan kekuatannya.

”Revitalisasi tradisi lisan sebagai seni pentas saja tidak efektif dalam menjaga keberlangsungan tradisi secara maksimal. Tradisi itu perlu terus dihidupkan dalam pementasan, pertunjukan, dan perayaan kemasyarakatan,” kata Pudentia, Kepala Asosiasi Tradisi Lisan (ATL), dalam pembukaan Seminar Internasional VI dan Festival Tradisi Lisan Maritim di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin (1/12).

Seminar internasional dan festival tradisi lisan maritim kali ini merupakan kegiatan yang pertama di luar Jakarta. Hugua, Bupati Wakatobi, mengatakan, kegiatan ini penting untuk menggali dan mengembangkan potensi tradisi lisan yang ada di daerah.

Pada kesempatan ini ATL meluncurkan buku Metodologi Kajian Tradisi Lisan dan Negeri Panggung: Rampai Cerita Wayang Bangsawan. Selain itu, ada juga pentas seni yang berisi tari-tarian dan tradisi lisan, antara lain dari Sulawesi Tenggara, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, dan Nanggroe Aceh Darussalam.

I Gede Ardika, mantan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, mengatakan, kepariwisataan dapat membantu tumbuhnya kembali tradisi lisan. ”Aspek tradisi lisan di suatu daerah ini bisa dihidupkan dengan peran pemandu wisata. Ini sebagai satu upaya kepariwisataan yang bertumpu pada masyarakat dan menggunakan kebudayaan untuk daya tarik,” kata Ardika.

Laode Masihu Kamaluddin, guru besar Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara, mengatakan, tradisi lisan dalam bentuk cerita-cerita rakyat sebenarnya mengandung kearifan lokal masyarakat dalam memelihara kelestarian alam dan kehidupan manusia. Jika cerita-cerita rakyat yang sarat pesan itu mampu diangkat secara menarik, minat masyarakat untuk bisa menggali kearifan dari tradisi lisan bisa diangkat kembali. (ELN)

Sumber: Kompas, Selasa, 2 Desember 2008

No comments: