Saturday, December 18, 2010

Seni Tradisi: "Gatotkaca" Pentas di Sydney Opera House

Sydney, Kompas - ”Banjaran Gatotkaca”, cuplikan dari epik Mahabharata yang mengisahkan perjalanan hidup kesatria Gatotkaca dari lahir hingga gugur, Sabtu (18/12) malam ini siap ditampilkan di Gedung Opera Sydney, Australia.

Seluruh rombongan artis wayang orang yang sebagian besar dari Wayang Orang Bharata, Jakarta, sejak Kamis telah berada di Sydney untuk mempersiapkan diri menghadapi pergelaran yang bersejarah ini karena baru pertama kali ini satu cerita wayang orang lengkap dimainkan di Gedung Opera Sydney (Sydney Opera House/SOH) yang amat prestisius di dunia.

Seusai acara penerimaan pemain oleh Konsulat Jenderal RI di Sydney, Kamis siang, sejumlah kalangan masyarakat Indonesia dan Australia masih menanyakan apakah tiket masih bisa diperoleh. Namun, tampaknya tiket telah terdistribusi habis dan diperkirakan malam ini penonton yang akan memenuhi 2.000 kursi SOH akan sama banyaknya antara warga Indonesia dan non-Indonesia.

Pencetus ide Wayang Orang Indonesia Pusaka yang mengangkat lakon Gatotkaca ini, pianis dan budayawan Jaya Suprana, Jumat, mengatakan, pemasukan dari pementasan ini akan disumbangkan untuk korban bencana alam di Indonesia.

Ketika menyambut 70 seniman wayang orang dan para artis pendukung lain, Konsul Jenderal RI di Sydney Garry Yusuf menyatakan kebanggaannya karena ada kesenian tradisi Indonesia yang dapat tampil dalam skala besar di SOH yang juga menjadi arena tampil artis dunia. Pihaknya siap membantu terselenggaranya pergelaran ini, termasuk dalam mengomunikasikannya kepada komunitas warga Indonesia yang berada di Australia.

Banyak masukan

Sebelum tampil di SOH, ”Banjaran Gatotkaca” telah ditampilkan dalam pergelaran geladi resik di Balai Sarbini, Jakarta, 22 November silam. Dari pergelaran ini, Jaya Suprana mendapat masukan baru, misalnya saja memangkas dialog yang dipandang amat lokal dan memperkuat penampilan dengan ekspresi gerak dan dukungan multimedia. Dengan itu, penonton asing diharapkan dapat lebih menikmati kisah tentang Gatotkaca yang saat dewasa akan diperankan oleh Nanang Riswandi.

Dalam riwayat Gatotkaca ini, selain kisah heroik juga terkandung kisah tragis. Heroik karena kesatria Pringgandani ini dengan kesaktiannya telah menjadi benteng tangguh bagi Pandawa selama pecahnya perang besar Baratayudha. Tragisnya adalah takdir kematiannya sebenarnya telah diketahui sejak kelahirannya karena senjata yang dapat memutus tali pusarnya adalah warangka panah sakti Konta yang lalu melesak di pusarnya.

Dalam Baratayudha, Konta yang dilepas Adipati Karna ingin bersatu dengan warangkanya hingga setinggi apa pun Gatotkaca terbang, ia tak mampu menghindar dari Konta. Namun, pengorbanan nyawa Gatotkaca tidak sia-sia karena dengan itu Karna tak lagi punya senjata andalan yang dapat digunakan untuk mengalahkan lawannya yang paling tangguh, yakni Arjuna.

(Ninok Leksono dari Sydney)

Sumber: Kompas, Sabtu, 18 Desember 2010

No comments: