Monday, April 05, 2010

Guru Diminta Banyak Menulis

JAKARTA (Lampost/Ant): Pemerintah mendorong para guru lebih banyak menulis untuk mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesional mereka.

"Sejak golongan III/b harus mulai menulis. Kalau dari muda sudah bisa, tuanya pasti jadi biasa," kata Direktur Profesi Pendidik Kementerian Pendidikan Nasional Ahmad Dasuki kepada peserta konferensi guru internasional di Jakarta, Minggu (4-4).

Sementara itu, Direktur Utama Lembaga Kantor Berita Nasional Antara Ahmad Mukhlis Yusuf yang juga menjadi pembicara dalam konferensi itu mengatakan kemampuan menulis guru tidak hanya penting untuk meningkatkan kapasitas profesional mereka, tapi juga bisa memengaruhi masyarakat.

Ahmad Mukhlis Yusuf mengatakan dengan menulis, para guru bisa membagi ilmu dan informasi yang mereka miliki dengan masyarakat sehingga masyarakat lebih memahami seluk beluk dunia pendidikan.

Namun bagi sebagian guru, membuat tulisan bukan pekerjaan yang mudah mengingat beban tugas mereka sebagai pengajar menyita cukup banyak waktu.

"Kegiatan menulis perlu untuk kualifikasi akademis namun beban tugas yang banyak sering membuat kami sulit merealisasikan menulis. Fokus kami lebih pada pengembangan metode belajar, inovasi dalam kegiatan belajar, evaluasi dan yang lainnya," kata Nur Asiyah, peserta konferensi dari Provinsi Bengkulu.

Selain itu, kata dia, akses terhadap media informasi yang masih terbatas di sebagian daerah membuat para guru kesulitan mendapat materi pendukung untuk membuat tulisan.

Menurut Ahmad Dasuki, kesulitan itu bisa diatasi dengan menerapkan disiplin menulis dengan materi dan media yang ada. Guru, kata dia, tidak harus membatasi diri dengan membuat tulisan ilmiah terkait proses pendidikan.

"Pasti ada banyak pengalaman saat guru berinteraksi dengan guru yang lain, siswa maupun anggota masyarakat, itu juga bisa ditulis. Saya yakin semua bisa karena selama ini cukup banyak buku-buku inspiratif yang lahir dari tangan guru," kata Ahmad Dasuki.

Guru-guru yang dapat mengakses informasi melalui internet dan menggunakan fasilitas tersebut, ujarnya, bisa lebih mudah memulai kebiasaan menulis mereka.

"Luangkan waktu setengah atau satu jam saja untuk menulis, misalnya dengan menulis di blog, lama-lama pasti bisa."

Rendah

Sampai saat ini tradisi membuat tulisan ilmiah maupun bukan ilmiah pada guru pegawai negeri sipil dinilai masih rendah dan hal itu menghambat kenaikan golongan karena pemerintah menjadikan keahlian itu sebagai bagian dari penilaian untuk kenaikan golongan kepangkatan.

Guru dari golongan III/b diwajibkan membuat karya pengembangan profesi minimal dua untuk bisa naik pangkat ke golongan III/c. Beban kredit dari karya pengembangan profesi makin tinggi untuk peningkatan golongan yang lebih tinggi.

Dari III/c ke III/d minimal empat angka kredit pengembangan profesi dan enam kredit dari golongan III/d ke IV/d. Supaya bisa naik dari golongan IV/a ke IV/b, seorang guru harus mengumpulkan delapan kredit dengan membuat karya pengembangan profesi. (S-1)

Sumber: Lampung Post, Senin, 5 April 2010

No comments: