TANJUNGPINANG, KOMPAS - Tradisi berpantun di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, terus tumbuh berkembang menyusul dijadikannya salah satu khazanah budaya Melayu itu sebagai mata pelajaran muatan lokal, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah umum.
Wali Kota Tanjungpinang Hajjah Suryatati A Manan mengatakan hal itu sehubungan dengan rencana digelarnya Festival Pantun Serumpun Se-Asia Tengara, 25-29 April 2008 di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta.
”Menggalakkan tradisi berpantun sebagai upaya untuk mengangkat marwah bangsa, dengan memperkuat jadi diri melalui menggali, memelihara, dan mengembangkan seni tradisi,” kata Suryatati, Senin (17/3) di Tanjungpinang.
Menurut dia, dipilihnya pantun sebagai kegiatan budaya dengan cakupan yang lebih luas, yakni se-Asia Tenggara, karena seniman dan Pemerintah Kota Tanjungpinang konsisten dan memiliki komitmen yang sama dalam menggiatkan pantun. Dewasa ini, pantun tidak sekadar menjadi warisan lama, tetapi telah berkembang menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kota Tanjungpinang.
Pengamatan Kompas sepanjang Minggu dan Senin kemarin, geliat seni berpantun di kota yang akan mengukuhkan diri sebagai Negeri Pantun itu terus bergerak. Komunitas-komunitas seni berpantun muncul dan giat berlatih untuk seni pertunjukan dan tulisan.
”Bahkan, Pemerintah Kota Tanjungpinang meresponsnya dengan menyelenggarakan berbagai kompetisi antarsekolah, menggelar workshop, peraduan (perlombaan) pantun dari tingkat kelurahan, kota, provinsi, hingga Asia Tenggara,” ujar Suryatati.
Untuk kegiatan Festival Pantun Serumpun, Pemerintah Kota Tanjungpinang bekerja sama dengan Yayasan Panggung Melayu pimpinan Asrizal Nur, yang sebelumnya sukses menggelar Festival Zapin Se-Indonesia di TIM.
Menurut Asrizal, para pelajar Tanjungpinang pada Festival Pantun Serumpun akan membukukan rekor di Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk berpantun terlama dengan waktu 6-10 jam. Selain Peraduan Pantun Se-Asia Tenggara, Ekshibisi Pantun antara lain menampilkan Wali Kota Tanjungpinang, Wali Kota Pontianak, Bupati Langkat, dan sejumlah wali kota/bupati lainnya. (NAL)
Sumber: Kompas, Selasa, 18 Maret 2008
No comments:
Post a Comment