JAKARTA, KOMPAS - Sastrawan Indonesia dan Malaysia sepakat untuk meredakan ketegangan hubungan budaya dua negara serumpun. Pertemuan informal penuh keakraban dan persaudaraan itu menghasilkan Deklarasi Sastrawan Indonesia-Malaysia.
Ketua Umum Komunitas Sastra Indonesia Ahmadun Yosi Herfanda mengatakan, dewasa ini hubungan budaya antara Indonesia dan Malaysia menampakkan kecenderungan yang kurang harmonis. ”Kontroversi tentang klaim lagu dan seni reog adalah salah satu bukti berkurangnya rasa saling menghargai karya budaya masing-masing negara,” katanya, Selasa (18/3) di Jakarta.
Karena itu, guna ikut meredam kecenderungan yang kurang menguntungkan tersebut, sekitar 40 sastrawan dari Malaysia yang tergabung dalam Gabungan Penulis Nasional (Gapena) serta sastrawan dan penulis yang tergabung ke Komunitas Sastra Indonesia (KSI) telah menghasilkan kesepakatan kerja sama yang tertuang dalam Deklarasi Bersama Sastrawan Indonesia-Malaysia.
Dalam deklarasi yang ditandatangani Ketua Gapena Datuk Ismail Hussein dan Ketua Umum KSI Ahmadun Yosi Herfanda tersebut terdapat 10 hal yang disepakati. Kesepuluh hal tersebut antara lain sastrawan Indonesia dan Malaysia sepakat untuk ikut meredakan ketegangan hubungan budaya kedua negara atas dasar rasa saling menghormati, sepakat untuk menjunjung tinggi dan menghormati hak cipta karya seni-budaya masing-masing negara, serta sepakat untuk melawan imperialisme budaya. (NAL)
Sumber: Kompas, Rabu, 19 Maret 2008
No comments:
Post a Comment