ANAK-ANAK adalah bagian dari jembatan kesenian. Generasi penerus kesenian tidak lain adalah anak-anak jika ditanamkan sejak dini. Kalimat itu berkali-kali diucapkan Marusya Nainggolan, direktur Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).
Penegasan itu dilontarkan dalam pembukaan Pesta Kesenian Anak Mutiara Indonesia (PESKA) VI di halaman GKJ,Jumat (28/3). Itulah sebabnya, PESKA tetap bertahan dan selalu diselenggarakan GKJ sebagai rangkaian agenda unik sekaligus unggulan. ”Seni mengasah budi pekerti.
Di dalam seni, anak-anak dilatih aware dengan lingkungannya. Di dalam seni, juga ada unsur pendidikan yang senantiasa dibutuhkan anak, termasuk berkomunikasi,” beber Marusya. Karena itu,dalam setiap penyelenggaraan PESKA,GKJ selalu mengemasnya dengan lebih variatif.
Seperti tahun ini, selain menampilkan kesenian dari berbagai budaya, PESKA juga diselingi beberapa acara menarik. Di bidang pendidikan, GKJ mendatangkan sebuah mobil pemadam kebakaran dari Dinas PMK DKI Jakarta. Bukan hanya untuk mengajak anak-anak untuk lebih mengenal tugas dan kewajiban petugas pemadam kebakaran, anak-anak juga diharapkan peduli dengan lingkungan agar kebakaran bisa diminimalisasi.
Anak-anak peserta PESKA juga diberi pengarahan atau lebih enak disebut sharing pengalaman berkesenian oleh beberapa tokoh.Yessy Gusman, Dorman Borisman, Kak Seto,Prof Dr Komarudin Hidayat,bahkan Sujiwo Tejo juga dilibatkan untuk menampilkan teater anak.
”Lihat saja.Acara ini benar-benar menjadi jembatan antara kesenian dan anak-anak. Orang tua juga diminta peduli,”kata Marusya. Memang, di zaman seperti ini, anak-anak sangat rawan eksploitasi.Demi uang dan popularitas,banyak cara instan. Salah satu faktornya bisa jadi karena orangtua yang kurang peduli dengan perkembangan jiwa anak. Menurut Dorman Borisman, pemimpin Seni Teater Jakarta Timur,anak-anak masa kini dikhawatirkan kurang kreatif dengan cara-cara instan.
Peran orang tua benarbenar diharapkan untuk membimbing di jalan yang semestinya. ”Lihat,banyak orang tua yang mengarahkan anaknya bermain sinetron. Dengan begitu, mereka memang cepat tenar dan mendapat banyak uang. Namun, jiwa sang anak belum terlatih betul dengan kondisi itu.Beda jika masuknya lewat jalur kesenian terlebih dahulu,” tutur Dorman.
Ya, PESKA adalah cerminan budaya masyarakat yang bisa dilihat dari perspektif anak-anak.Kali ini,PESKA akan menyajikan setidaknya 14 penampilan.Pada pembukaan Jumat lalu, marching band SDN 5 Percontohan Pagi Bendungan Hilir Jakarta Pusat ikut serta. Puluhan anak yang rata-rata duduk di bangku kelas 3, 4, dan 5 SD itu dengan centil memainkan alat-alat musik khas marching band. Lagu-lagu yang dibawakan tidak seseremonial yang kita bayangkan.
Lagu-lagu baru yang masih fresh di ingatan justru lebih banyak mereka bawakan. Rupanya,itu adalah strategi yang diterapkan pelatih tim marching band agar anak-anak tidak merasa bosan dan diberi batasan. Itu terbukti dari komentar-komentar anakanak ketika Aurora Tambunan,Kepala Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta memanggil beberapa anak naik ke pendopo GKJ.
Ditanya tentang keikutsertaannya dalam marching band,sebagian besar jawaban anak-anak itu adalah karena kegembiraan yang mereka dapat.Seperti yang dilontarkan salah satu majorette, Miranda. Dia suka drum band karena seru dan banyak teman.”Ikut drum band juga menyenangkan hati,lagunya enak-enak,”ujarnya polos.
Pada hari yang sama, juga tampil grup tari TK An-nisa Tangerang.Anak-anak yang masih imut itu membawakan tiga tarian.Tari Payung, Piring, dan Ondel-ondel.Tidak lama berselang, kelompok paduan angklung STBA Yapariaba Bandung giliran unjuk karya.Lagu-lagu pilihan dari beberapa era disimbolisasikan dengan alunan angklung. Pada hari kedua kemarin,empat penampilan luar biasa ditunjukkan anak-anak peserta PESKA.
Ada musik Betawi Gambang Kromong, pertunjukan teater Anak-anak Laboratorium Seni Jakarta Timur, teater Cilukba yang disutradarai Sujiwo Tejo,hingga pertunjukan puisi dan lagu dariYayasan BundaYessy pimpinanYessy Gusman. Hari ini,PESKA punya agenda lebih banyak sebagai hari terakhir.
Dua pertunjukan musik siap dinikmati, di antaranya pertunjukan dari Rumah Sahabat Anak Puspita, dan konser pianis Cilik Randy. ”Saya berharap acara ini bisa menjadi langkah kecil untuk membimbing anak-anak agar mencintai seni dan budaya mereka,”kata Marusya. (donny apriliananda)
Sumber: Seputar Indonesia, Minggu, 30 Maret 2008
No comments:
Post a Comment