JAKARTA (MI): Peristiwa G30S PKI kembali diungkit lewat buku karya John Roosa berjudul Dalih Pembunuhan Massal G30S & Kudeta Suharto di aula Perpustakaan Nasional Jakarta, kemarin.
Judul asli buku yang ditulis sejarawan asal Universitas Colombia Kanada itu ialah The September 30th Movement and Suharto's Coup. Buku itu kemudian dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia oleh penerbit Hasan Mitra dan Institut Sejarah Sosial Indonesia.
Dalam buku itu, Roosa menjelaskan masyarakat yang dibunuh dan dipenjara pada peristiwa 1965 merupakan bagian referensi peristiwa 30 September dan menjadi korban hukuman kolektif.
Fakta itu, menurut Roosa, tidak bisa terbantahkan karena banyaknya bukti yang ditemukan sebagai korban peristiwa berdarah itu yang hingga kini masih hidup.
Lebih lanjut, ia mengatakan aksi kudeta itu hanya dilakukan segelintir orang saja, namun referensi korbannya lebih dari 1 juta orang.
Dalam kesempatan itu, Jusuf Isach dari penerbit Hasa Mitra menyebutkan buku itu terpilih sebagai salah satu buku terbaik di bidang sosial pada acara International Convention of Asian Scholars di Kuala Lumpur tahun lalu.
Alasannya, buku itu menjadi salah satu kontribusi penting tentang pemahaman kudeta di Indonesia dan bisa menjadi pengetahuan baru bagi warga Indonesia yang belum paham tentang kudeta di Indonesia.
Dalam peluncuran buku sejarah itu, hadir pula sejumlah guru sejarah dari DKI Jakarta. Ratna Hapsari, Ketua Musyawarah Guru Sejarah DKI Jakarta, pun angkat bicara tentang buku tersebut dan kaitannya dengan peristiwa 30 September 1965.
''Materi peristiwa Gerakan 30 September di kalangan guru sejarah masih kontroversial karena sarat dengan muatan politik. Semua memang sangat bergantung pada kepentingan penguasa. Pelajaran sejarah pun memang tidak terlepas dari pengaruh politik,'' jelasnya.
Ia berharap agar semakin banyak buku sejarah yang benar-benar berisikan kebenaran sejarah, bukan pembenaran di dalam sejarah.
Buku Dalih Pembunuhan Massal G30S & Kudeta Suharto diharapkan bisa menjadi referensi guru sejarah karena banyak fakta baru yang dimunculkan melalui proses penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan. (*/H-3)
Sumber: Media Indonesia, Kamis, 27 Maret 20008
No comments:
Post a Comment