MEDAN—MI: Kemajuan teknologi informasi terutama bidang pertelevisian dan media massa lainnya menyebabkan penggunaan dan penyebaran bahasa asing tidak terelakkan, sehingga terjadi pencampuradukan dengan bahasa Indonesia.
"Sebagai contoh dalam bahasa pergaulan, generasi muda zaman sekarang sering terlihat menggunakan bahasa yang serampangan (tidak baku, red) akibat pengaruh media televisi yang banyak memutar film asing," kata staf ahli peneliti Balai Bahasa Medan, Agus Mulia, Jumat (14/3).
Ia mengatakan, keserampangan berbahasa itu tidak terlepas dari bercampurnya bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dengan bahasa Indonesia.
Selain itu banyak pula penutur yang menggunakan kosakata dari tiga bahasa berbeda dalam perbincangan di forum resmi.
Agar bahasa Indonesia dihargai oleh dunia internasional, menurut dia, bahasa Indonesia harus mampu bersaing dengan bahasa internasional seperti bahasa Inggris, China, dan Jepang.
"Untuk itu harus dimulai dari pribadi masing-masing anak bangsa dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar tanpa mencampuradukkannya dengan bahasa asing," katanya.
Dosen Bahasa Indonesia Fakultas Sastra Universitas Sumatra Utara (USU) Yos Rizal Maksum mengatakan, sebagai bahasa yang berkembang, bahasa Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakainya.
Luasnya wilayah pemakaian bahasa Indonesia dan keanekaragaman penuturnya serta cepatnya perkembangan masyarakat mendorong berkembangnya ragam bahasa Indonesia saat ini.
Pengaruh bahasa asing juga dapat menambah perbendaharaan bahasa Indonesia atau yang dikenal dengan peristilahan, seperti kata-kata industri, reformasi, stagnasi, rehabilitasi.
Sebelumnya kata-kata itu tidak ada dalam kosakata bahasa Indonesia tapi sekarang menjadi ada yang diserap dari bahasa asing, katanya. (Ant/OL-03)
Sumber: Media Indonesia, Jumat, 14 Maret 2008
No comments:
Post a Comment