Saturday, March 15, 2008

Membaca Roh Puisi Mustofa Bisri

Judul Buku : Gandrung Cinta: Tafsir terhadap Puisi Sufi A Mustofa Bisri

Penulis : Abdul Wachid BS

Penerbit : Pustaka Pelajar

Edisi : I, Januari 2008

Tebal : xvii+261 halaman

MENGARTIKULASIKAN warna-warni puisi A Mustofa Bisri yang begitu transenden, sarat makna dan simbol, bagai membaca lembar per lembar halaman sebuah buku. Tidak semua pembaca sampai kepada makna yang diinginkan penulis buku, bahkan butuh kerja keras untuk bisa masuk dan mencicipi manisnya 'pencapaian makna, maksud dan tujuan' yang terlebih dahulu dirasakan penulis buku.

Contoh kecil di atas merupakan perihal yang mau tidak mau harus dilalui ketika hendak masuk kepada wilayah puisi, apalagi puisi sarat relegiusitas seperti yang dalam karya A Mustofa Bisri. Dengan demikian, sebagaimana dinyatakan Rene Wellek bahwa bahasa sastra (terutama puisi) penuh ambiguitas, konotatif, bukan sekadar referensial yang mengacu pada satu hal tertentu.

Buku berjudul Gandrung Cinta: Tafsir terhadap Puisi Sufi A Mustofa Bisri yang ditulis oleh Abdul Wachid ini merupakan pembacaan atas karya-karya A Mustofa Bisri, khususnya karya fenomenalnya berjudul Sajak-Sajak Cinta Gandrung.

Dalam buku ini, penulis ingin menjawab masalah yang muncul sehubungan dengan interpretasi konsep cinta dalam buku Sajak-Sajak Cinta Gandrung karya A Mustof Bisri. Dengan begitu, konsep cinta tersebut akan dapat diinterpretasikan secara proporsional dan penuh kebijaksanaan.

Dalam buku ini, penulis memandang sosok A Mustofa Bisri sebagai sosok sastrawan yang penuh nuansa religius. A Mustofa Bisri menulis apa pun didasarkan kepada alasan kerohanian, menyampaikan hikmah, dan mencari keberkahan hidup. Hingga tidak mengherankan jika cinta dan dakwah menjadi dua kata kunci dalam proses kreatif Mustofa Bisri dalam prilaku hidup dan dalam menulis puisi-puisinya.

Ari Siswanto, alumnus PP al-Falah Silo, Jember.

Sumber: Media Indonesia, Sabtu, 15 Maret 2008

No comments: