Jakarta, Kompas - Ketua oposisi Pakatan Rakyat Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim berjanji akan memperjuangkan perbaikan nasib tenaga kerja Indonesia di Malaysia. Anwar berbicara di Jakarta, Minggu (26/9), dalam kuliah umum yang digelar Soegeng Sarjadi School of Government.
Anwar mengatakan, hubungan RI dan Malaysia seharusnya mesra dan tidak pantas dicederai oleh siapa pun di Indonesia atau Malaysia. ”Pada tahun 1969, waktu konfrontasi baru usai, ribuan guru dan dokter dari Indonesia datang ke Malaysia, padahal waktu itu Indonesia juga membutuhkan tenaga guru dan dokter. Itu pengorbanan yang sangat besar dari Indonesia,” ujar Anwar yang disambut tepuk tangan riuh hadirin.
Dia juga mengingatkan, proyek pembangunan Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur tidak akan selesai tepat waktu kalau tidak karena jasa baik TKI yang mampu bekerja tepat waktu. Bandara tersebut merupakan salah satu bukti kemajuan Malaysia yang dibanggakan di dunia.
”Saya berbicara bukan untuk mencari simpati. Ini masalah keadilan dan kemanusiaan yang harus diperjuangkan, sesuai dengan konstitusi Malaysia yang diperjuangkan Pakatan Rakyat,” kata Anwar yang berbicara berapi-api.
Anwar mengakui adanya perlakuan tidak pantas seperti tindak kriminal dan pemerkosaan terhadap TKI. Ini harus dilawan. ”Kami di parlemen turut memperjuangkan nasib TKI. Bahkan, di masjid di rumah kami pun separuhnya adalah jemaah TKI yang kerap mengadukan nasib,” kata mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia itu.
Dia menyayangkan kecenderungan media Malaysia yang hanya mengangkat tindakan negatif yang melibatkan warga negara Indonesia atau warga asing. Padahal, banyak juga kasus kriminal yang dilakukan warga Malaysia.
Mengenang jasa Habibie
Anwar selalu berpesan agar TKI jangan diperlakukan buruk. ”Sewaktu saya ditangkap dan dianiaya polisi, Presiden BJ Habibie menelepon Mahathir, meminta jangan diapa-apakan adik saya (Anwar),” kata Anwar.
Pakatan Rakyat memperjuangkan perbaikan fasilitas kesejahteraan bagi TKI dan keluarganya di Malaysia. Ketika ditanya tentang penyediaan sekolah bagi 50.000 anak TKI di Sabah yang tidak bersekolah, dia menjelaskan, Pakatan Rakyat sudah mengangkat isu itu di parlemen.
Menyikapi kekerasan oknum Polisi Diraja Malaysia terhadap TKI, seperti kasus tiga TKI yang ditembak mati, Anwar menegaskan, konstitusi Malaysia menjamin perlindungan hukum termasuk terhadap TKI.
Hubungan Indonesia dan Malaysia sejatinya adalah mesra karena memiliki asal-usul yang sama. Dalam sejarah Melayu disebutkan, leluhur bangsa Melayu di Semenanjung Malaya berasal dari Bukit Siguntang di Sumatera. ”Untuk itu, kita harus eling lan waspodo,” ujar Anwar yang disambut dengan tawa dan tepuk tangan.
Anwar menyerukan untuk tidak memadamkan kenyataan mesranya hubungan antara rakyat Indonesia dan Malaysia. Dia juga mengaku kerap dituduh sebagai suara pro-Indonesia di Parlemen Malaysia. (ONG)
Sumber: Kompas, Senin, 27 September 2010
No comments:
Post a Comment