Bandung, Kompas - Balai Arkeologi Bandung kembali menemukan dua fragmen tulang rahang dan gigi milik manusia prasejarah yang diperkirakan berumur sekitar 5.600 tahun yang lalu di Goa Pawon, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Temuan ini semakin menunjukkan banyaknya kehidupan dan aktivitas manusia prasejarah di Goa Pawon.
”Sebelum penemuan ini sudah ditemukan lima kerangka manusia prasejarah di Goa Pawon. Penemuan kali ini juga sama, usianya 9.500 tahun-5.600 tahun lalu,” ujar arkeolog Balai Arkeologi (Balar) Bandung, Lutfi Yondri, di Bandung, Kamis (16/9).
Lutfi mengatakan, penemuan rahang dan gigi manusia prasejarah ini berada di kotak S2 T4 pada kedalaman 150 sentimeter. Penemuan sebelumnya, yang terjadi pada 2003, kerangka ditemukan pada kedalaman 50-100 sentimeter. Namun, berbeda dengan penemuan sebelumnya, rahang dan gigi manusia prasejarah ini tidak mendapatkan perlakuan khusus.
Dalam beberapa penemuan sebelumnya, kerangka yang ditemukan terdiri dari atap tengkorak, rahang bawah, dan rahang atas yang telah diwarnai menggunakan pewarna merah. Selain itu, ada juga kerangka manusia utuh ditemukan dalam posisi terlipat. Perwarnaan dan posisi terlipat menandakan adanya perlakuan khusus.
”Tidak ada indikasi adanya perlakuan khusus dalam kerangka yang kami temukan. Hal ini memberikan pemahaman baru bahwa tidak semua pemakaman manusia purba menggunakan perlakuan khusus,” ujar Lutfi yang melakukan penelitian lanjutan sejak 20 Agustus hingga awal September itu.
Teliti lebih dalam
Dalam penelitian lanjutan di tempat yang sama pada awal 2011 mendatang, Lutfi bersama timnya akan melakukan penelitian lebih mendalam di sekitar Goa Pawon. Tidak menutup kemungkinan akan dibuka juga kotak penelitian lainnya.
”Kami menduga masih banyak jejak kehidupan manusia prasejarah Goa Pawon beserta segala ciri khas dan gaya hidupnya. Bukan tidak mungkin akan ditemukan peradaban manusia yang lebih tua atau berusia di atas 9.500-5.600 tahun lalu,” kata Lutfi.
Ribuan sisa makanan
Selain menemukan kerangka manusia, Tim Balar Bandung juga menemukan ribuan sisa makanan manusia prasejarah, seperti tulang dan gigi gajah, kerangka kepala monyet, dan kerang. Selain itu, ada juga perhiasan dari gigi hiu dan perkakas batu obsidian yang telah dihaluskan.
”Perhiasan ini kemungkinan besar dipergunakan manusia prasejarah Pawon. Usianya sama dan banyak ditemukan di sekitar kerangka manusia,” ungkapnya.
Anggota Kelompok Riset Cekungan Bandung, T Bachtiar, mengatakan, promosi lokasi penemuan benda arkeologi harus dilakukan secara terus-menerus. Efek promosi diharapkan akan membawa semakin banyak anggota masyarakat yang mencintai dan mendalami sumbangan keilmuan dari peninggalan arkeologi itu.
”Dengan pengelolaan lebih baik, banyak daerah di Jabar mampu meraup nilai tambah secara ekonomi dari lokasi arkeologi, sekaligus memberikan sumbangan berharga bagi dunia keilmuan,” ujarnya. (CHE)
Sumber: Kompas, Jumat, 17 September 2010
No comments:
Post a Comment