Wednesday, September 29, 2010

Kesenian: Festival Musik Bambu Dunia

Jakarta, Kompas - Untuk menggairahkan dan melestarikan kekayaan budaya bangsa berupa peralatan musik tradisional dari bambu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia bekerja sama dengan Republic of Entertainment dan Maharani Esa Sejati menggelar Festival Musik Bambu Dunia, 2-3 Oktober 2010 di Sasana Budaya Ganesha Bandung, Jawa Barat.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar mengatakan, dengan tema Reinvention Bamboo Music and Culture, festival yang keempat kalinya ini akan menampilkan parade angklung serta bambu indigenous, antara lain seruling nusantara, bambu klasik, bamboo rythm/string, dan bambu kontemporer. ”Juga ada kegiatan pendukung, seperti workshop, pameran, seminar bambu, dan kuliner,” kata Sapta Nirwandar, Senin (27/9) di Jakarta.

Menurut Sapta, event yang diikuti seniman dan musisi andal dan kreatif Indonesia dan luar negeri ini menjadi media yang efektif dalam mempromosikan kekayaan seni budaya Indonesia ke dunia internasional.

Musik bambu sebagai musik universal menjadi soft power dalam mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Dadang dari Republic of Entertainment mengatakan, potensi seni budaya bambu Tanah Air yang ditampilkan, antara lain, saluang dan talempong dari Sumatera Barat; giring-giring dari Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah; sasando gong dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur; rampak kentongan Purbalingga, Jawa Tengah; angklung carup Banyuwangi; seniman bambu WukirYogyakarta; serta musisi gamelan kontemporer shockbreaker Indonesia-Norwegia.

”Dalam pergelaran bambu klasik akan tampil Arumba Plumeria Jepang, bambu Enrekang, jegog Bali, calung Purbalingga, dan carub Banyuwangi,” ucapnya. Selain pertunjukan tari dan musik bambu, juga diadakan bambu talk berupa seminar, mengundang para pakar bambu, antara lain Marc Peeters dan Chamin Marka dengan lembaga risetnya, Bambu Nusa Verde (BNV) di Yogyakarta.

”BNV melakukan transfer teknologi bambu melalui teknologi kultur jaringan yang dikembangkan perusahaan Belgia, OPRINS Palnt Company,” ujar Dadang.

Pada puncak acara Bambu Nusantara IV, Minggu (3/10), ada performance untuk mengenang seorang kreator bambu Nusantara, Wawan Juanda (alm), dengan menampilkan sejumlah musisi, seperti Dwiki Darmawan, Gita Gartika, Balawan, Yuki TendoStar, dan Andy/rif, diiringi Bambu Orkestra. (NAL)

Sumber: Kompas, Rabu, 29 September 2010

No comments: