Friday, September 24, 2010

Pengajaran: Penghargaan untuk Guru Bahasa Daerah

Bandung, Kompas - Yayasan Kebudayaan Rancage memberikan Hadiah Hardjapamekas 2009 kepada tiga guru bahasa daerah di Jawa Barat. Pemberian hadiah itu guna meningkatkan motivasi dan metode pengajaran bahasa daerah.

”Tidak sekadar menghargai jerih payah guru bahasa daerah, tetapi juga tukar pendapat dan pengalaman tentang metode pengajaran bahasa daerah,” kata Ketua Dewan Pembina Yayasan Rancage Ajip Rosidi seusai menyerahkan hadiah kepada para guru di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Kamis (23/9).

Ajang yang rutin dilakukan sejak 2008 ini terinspirasi sosok Dekan Fakultas Keguruan Sastra dan Seni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung Sobri Hardjapamekas (1913-2005) yang lahir pada 23 September di Cianjur. Tahun ini, penjurian dilakukan Iskandarwassid, Elin Syamsuri, dan Safrina Noorman dengan hadiah utama Rp 5 juta per pemenang.

Ajip mengatakan, pemenangnya adalah yang dianggap terbaik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Mereka adalah Sunta Atmaja, guru Bahasa Sunda SDN Mulyasari I Kecamatan Ciampel, Karawang; Daningsih Kurniasari, guru Bahasa Sunda SMPN 1 Depok; dan Rayudin, guru Bahasa Sunda SMKN 4 Sukabumi.

”Mereka bekerja luar biasa untuk pelestarian dan pengembangan bahasa Sunda, termasuk mengembangkan metode pengajaran bahasa Sunda lewat cara membuat tulisan,” katanya.

Melalui kesempatan ini, Ajip juga mengkritik peran Pemprov Jabar dalam memelihara bahasa daerah. Meski sudah memiliki Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah, Jabar belum punya surat keputusan pelaksanaan perda itu. Akibatnya, aplikasi dari setiap daerah atau institusi pendidikan belum menyentuh esensi yang diharapkan.

Sunta Atmaja, guru terbaik tingkat SD, mengatakan, selain mengajar, ia kerap membuat tulisan untuk surat kabar berbahasa Sunda. Bahkan, ia juga membuat kamus bahasa Sunda-Karawang-Inggris.

Sekretaris Yayasan Rancage Hawe Setiawan mengatakan, dari sekitar 500 guru bahasa daerah, hanya sekitar 100 yang terdata keberadaan dan aktivitasnya. (CHE)

Sumber: Kompas, Jumat, 24 September 2010

1 comment:

Suhandi said...

terima kasih informasinya..

jgn lupa berkunjung dan LIKE blog saya:
http://blog.suhandi.com