Bantul, Kompas - Sebanyak 21 mahasiswa dari berbagai jurusan asal Korea melakukan kuliah kerja nyata di Perpustakaan Bantul dengan membantu pengembangan perpustakaan dan memberikan kursus Bahasa Korea secara gratis. Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan kedatangan 21 mahasiswa Korea lain pada Juni 2010.
”Kami menjalin kerja sama dengan Korea melalui KOICA (Badan Kerja Sama Internasional Korea) dan KOVA (Asosiasi Bisnis Ventura Korea) sejak 2009. Bulan Februari ini program KKN 21 mahasiswa Korea usai. Rencananya, Juni akan dilanjutkan,” kata Kepala Perpustakaan Bantul Eddy Susanto, Sabtu (13/3).
Menurut dia, selain kegiatan KKN, pihak Korea juga memberi bantuan Rp 250 juta untuk pengembangan perpustakaan. Bantul terpilih sebagai mitra kerja sama karena dinilai serius mengembangkan perpustakaan.
Selain berkontribusi bagi pengembangan perpustakaan, mahasiswa-mahasiswa Korea juga menyelenggarakan kursus bahasa Korea secara gratis. ”Ruangannya menggunakan gedung perpustakaan. Gelombang pertama diikuti 40 orang, sementara gelombang kedua mencapai 90 orang. Semua gratis,” ujarnya.
Eddy menambahkan, ”Masih ada sejumlah hal yang perlu dibenahi, di antaranya penambahan koleksi buku dan data digital serta penyediaan ruang baca nyaman,” katanya.
Perpustakaan Bantul menempati gedung empat lantai yang dibangun dengan dana Rp 2,7 miliar. Koleksi bukunya 26.416 eksemplar dengan 13.456 judul. Ada juga koleksi kliping digital sebanyak 200 file dan artikel digital 1.210 file. Selain buku masih ada karya ilmiah, skripsi, dan tesis, serta media koran dan majalah. Pengelola juga menyediakan tujuh unit mobil perpustakaan keliling dan lima unit motor roda tiga keliling.
Sementara itu, bagi Zainal (27), penyediaan kursus Bahasa Korea gratis sangat membantu dia yang berniat menjadi TKI ke Korea. ”Bila harus kursus sendiri biayanya mahal, sekitar Rp 500.000. Makanya begitu ada kabar kursus gratis dengan pengajar native (asli), saya langsung mendaftar,” katanya. (ENY)
Sumber: Kompas, Senin, 15 Maret 2010
No comments:
Post a Comment