BUDAYAWAN dan sastrawan Danarto (70) mengidap penyakit jantung jenis kelainan irama jantung. ”Pingsan itu peristiwa unik dalam hidup saya. Pingsan 12 jam, itu kali pertama saya pingsan sebelumnya tak pernah,” katanya, Senin (22/3), didampingi Direktur Utama Rumah Sakit Abdi Waluyo, Jakarta Pusat, Triatmo Budiyuwono SpJP FIHA, dan dokter yang menangani, Sutrisno Ts SpPd JP.
Setelah diperiksa, jantungnya diketahui lemah. ”Danarto adalah pasien dengan keajaiban. Ia pingsan karena irama jantung kacau. Keajaibannya, pasien tak sadar dan tidak stroke,” kata Sutrisno.
Oleh karena faktor usia dan agar tak pingsan lagi, pada 8 Maret dipasang alat picu jantung permanen seharga Rp 140 juta di tubuh Danarto.
Untuk menutup biaya pengobatan tersebut, sejumlah budayawan dan seniman yang digerakkan Ratna Riantiarno saweran semampu masing-masing.
Setelah dirawat 21 hari, Danarto yang masih terus menulis dan melukis dinyatakan pulih kesehatannya dan diizinkan pulang. Pascaoperasi, dia merasa lebih bugar.
”Dengan alat picu jantung permanen ini, saya merasa segar dan bersemangat. Saya tidak lagi sesak napas dan asma. Kalau sewaktu-waktu ada masalah di jantung saya, alat picu permanen mengatasinya,” kata Danarto sambil menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu hingga dia sehat kembali. (NAL)
Sumber: Kompas, Rabu, 24 Maret 2010
No comments:
Post a Comment