MATARAM, KOMPAS - Keberadaan museum negeri di Indonesia mendesak untuk direvitalisasi agar mampu mewujudkan fungsi dan misinya secara nyata, proporsional, dan kontekstual.
”Sumber daya manusia (SDM) museum, kami rasakan, masih lemah,” ujar Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Hari Untoro Dradjat pada Pertemuan Nasional Museum Se-Indonesia, Selasa (30/3) di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Aspek yang harus direvitalisasi, antara lain, bangunan fisik museum, pengelolaan sumber daya manusia, koleksi museum, membangun jejaring komunitas, kebijakan, serta pemasaran.
Menurut Hari Untoro, basis utama yang mendukung keberadaan museum adalah sumber daya manusia yang profesional dan berasal dari berbagai disiplin ilmu. Mereka bertugas sebagai tenaga kurator, konservasi, dan tenaga tata letak yang mengatur benda koleksi dalam ruang pamer museum.
”Namun, kemampuan sumber daya manusia di bidang ini masih harus ditingkatkan,” ujarnya. Menurut Hari, dari 283 museum di Indonesia, yang terlengkap sumber dayanya adalah Museum Nasional di Jakarta.
Kesulitan dana
Selain kesulitan dana, sejumlah museum juga kekurangan tenaga profesional pengelola museum. Museum Negeri Nusa Tenggara Barat, misalnya, saat ini kekurangan tenaga ahli arkeologi, filologi, antropologi, dan bidang ilmu lainnya. Ketika seseorang sudah mulai mendalami museum, tenaga tersebut dimutasi ke bagian lain di lingkungan pemerintah daerah.
Dari sisi dana, museum ini hanya mendapat kucuran dana Rp 70 juta per tahun dari Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dengan dana sekecil ini, hanya 500 benda koleksi yang dikonservasi sehingga harus menunggu 15 tahun untuk mengonservasi 7.000 benda koleksi lainnya di museum itu.
Dalam pertemuan tersebut, Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan, museum mempunyai peran penting dalam menumbuhkan wawasan dan semangat kebangsaan.
”Museum lebih daripada sekadar tempat penyelamatan, penyimpanan, dan pemanjangan warisan sejarah bangsa pada masa silam, tetapi sekaligus dapat memainkan peran ke arah perbaikan bangsa, mulai dari pendidikan hingga semangat kebangsaan,” ujarnya.
Direktur Permuseuman Intan Mardiana mengatakan, pemerintah dalam lima tahun ke depan akan merevitalisasi 79 museum yang tersebar di 33 provinsi di Tanah Air. Tahun Kunjung Museum 2010 yang sudah dicanangkan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, 30 Desember 2009, adalah momentum awal Gerakan Nasional Cinta Museum.
”Revitalisasi museum merupakan salah satu kegiatan dalam rangka Gerakan Nasional Cinta Museum, yang bertujuan untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap museum,” ujarnya.
Namun, peningkatan apresiasi masyarakat ini baru bisa berjalan dengan baik jika pengelolaan museum direvitalisasi, termasuk peningkatan pelayanan kepada pengunjung museum.(RUL/NAL)
Sumber: Kompas, Rabu, 31 Maret 2010
No comments:
Post a Comment