MESKI tidak pernah bertatap muka dan berbicara langsung, novelis Ayu Utami sangat terkenang pada sosok almarhum Romo YB Mangunwijaya.
Bagi penulis novel Saman ini, Romo Mangun, begitu biasa dipanggil, adalah sosok yang tidak hanya menciptakan novel besar, tetapi juga melahirkan buah pikir nonfiksi yang tidak ternilai tentang keindonesiaan dan kemanusiaan.
Saat berbicara dalam diskusi memperingati 10 tahun wafatnya YB Mangunwijaya dengan tema ”Reaktualisasi Visi Humanisme Mangunwijaya”, Selasa (10/2) di Yogyakarta, Ayu bercerita, 11 tahun silam setelah menerbitkan novel Saman, ia menerima sepucuk surat. Ternyata surat itu dari Romo Mangun. Selain surat, disertakan pula sebuah novel karya Romo Mangun berjudul Durga Umayi.
”Saya terharu sekali membaca suratnya,” ucap Ayu.
Bagi Ayu, surat itu adalah tanda kerendahan hati Romo Mangun karena seorang tokoh mau berkirim surat kepada ”si anak baru”.
”Ia menyatakan terima kasih karena saya dinilai telah menganugerahkan sebuah novel yang baik bagi penggemar sastra Indonesia. Bagi saya, ini poin besar. Sebagai ucapan terima kasih itu, ia memberi saya buku Durga Umayi,” ucap Ayu.
Setelah menerima surat dan hadiah itu, Ayu mengaku terlalu gugup untuk membalas surat Romo Mangun. ”Takut beliau kecewa pada saya. Saya tidak berani menjawab suratnya sampai ia wafat,” ujarnya. (RWN)
Sumber: Kompas, Kamis, 12 Februari 2009
No comments:
Post a Comment