Depok, Kompas - Universitas Indonesia memberikan gelar Doktor Honoris Causa kepada sastrawan Taufik Ismail dan sejarawan Taufik Abdullah. Keduanya dipandang memberikan sumbangan yang luar biasa besar bagi masyarakat dan bangsa.
”Doktor Honoris Causa tidak harus diberikan kepada orang- orang yang pencapaian keilmuannya luar biasa, tetapi juga kepada orang-orang yang luar biasa dari segi karya, pengabdian kepada bangsa dan negara,” kata Rektor Universitas Indonesia, Prof Dr der SoZ Gumilar Rusliwa Somantri pada acara penganugerahan gelar tersebut di Kampus UI Depok, Sabtu (31/1).
Menurut Gumilar, Taufik Ismail dan Taufik Abdullah adalah para penegak panji-panji peradaban. ”Orang-orang yang memberikan inspirasi di bidangnya masing-masing yang berjuang membangun bangsa,” ujarnya.
Taufik Ismail, kelahiran Bukit Tinggi, 25 Juni 1935, dikenal dengan karya-karya sastra yang sangat penting bagi kemanusiaan, seperti antologi puisi Tirani dan Benteng.
Gelar Doktor Honoris Causa dari UI ini memberikan kesan khusus bagi Taufik Ismail. ”Saya merasa terharu, tersanjung, dan berterima kasih karena karya-karya saya diberi penghargaan oleh universitas dalam hal ini UI,” kata Taufik yang kemudian membacakan puisinya.
Perasaan serupa disampaikansejarawan Taufik Abdullah. Lebih dari 50 kata pengantar, khususnya buku sejarah telah ditulisnya. Kumpulan tulisannya pun telah diterbitkan di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, Belanda, Inggris, Thailand, Malaysia.
”Pertama, saya terkejut karena sama sekali tidak membayangkannya. Kedua, saya bersyukur kepada Allah, dan yang ketiga tentu berterima kasih kepada UI karena telah memilih saya,” ujar Taufik Abdullah yang dilahirkan di Bukit Tinggi, 3 Januari 1936. (NAL/*)
Sumber: Kompas, Senin, 2 Februari 2009
No comments:
Post a Comment