SEJARAH terkemuka Inggris Peter Carey menilai Pangeran Diponegoro merupakan sosok pahlawan nasional Indonesia yang unik. Atas dasar itu, sang pangeran adalah penganut kebatinan seperti kebanyakan orang Jawa waktu itu, tapi dia juga sekaligus muslim yang saleh. Sejarah juga mencatatnya sebagai seorang pemimpin perang sabil yang gigih melawan Belanda pada 1825-1830.
Sosok unik Pangeran Diponegoro itulah yang membuat Peter Carey menulisnya dalam sebuah buku berjudul The Power of Prophecy Prince Dipanagara and The End of An Old Older in Java 1785-1855 yang diterbitkan KITLV Press, Leiden, Belanda. Buku biografi Pangeran Diponegoro itu akan diluncurkan Carey pada tanggal 19 Desember mendatang.
"Selain memiliki pribadi unik, Pangeran Diponegoro (1785-1855) dikenal sebagai ahli strategi yang ulung dalam sejarah Indonesia," ujar Peter Carey dalam ceramahnya dihadapan anggota Perhimpunan Indonesia-Inggris (Anglo Indonesia Society) bertempat di ruang Crutacala KBRI London, baru-baru ini.
Seperti dilaporkan Antara, dalam ceramah yang berjudul Prince Dipanagara, Islam and the Challenge of the West, Peter Carey menilai meskipun nama Pangeran Diponegoro sangat terkenal di Indonesia, namun hingga kini belum ada studi mengenai sejarah hidup secara menyeluruh pangeran yang dilahirkan di Kraton Yogyakarta 11 November 1785, dengan nama kecil Bandoro Raden Mas Ontowiryo.
Pengajar sejarah di Trinity Collage Oxford, kepada Antara mengakui bahwa ia merasa memiliki hubungan batin dengan Pangeran Diponegoro, saat pertama berkunjung ke Yogyakarta pada 1971. Saat mengenal sosok Diponegoro, ia langsung tertarik untuk menulis sejarah putra sulung Raden Ayu Mangkorowati (putri Bupati Pacitan) selir dari Sri Sultan Hamengku Buwono III (HB III).
Peter Carey yang pernah melakukan penelitian Babad Diponegoro versi Keraton Surakarta menggambarkan Pangeran Diponegoro menyiapkan dirinya menjadi pemimpin perang di Jawa dan menyebut dirinya sebagai Ratu Adil.
Sebelumnya Peter Carey yang memiliki istri wanita Indonesia Lina Carey juga menulis buku yang berjudul The British in Java, 1811-1816: A Javanese Account, terbitan Oxford, 1992, buku tentang Timor Timur East Timor at the Crossroads: The Forging of a Nation (London, 1995).
Peter Carey juga pernah melakukan penelitihan masalah pendudukan Indonesia di Timor Timur (1975-1999). Bahkan ia juga pernah menulis buku yang berjudul Asal Usul Perang Jawa, Pemberontakan Sepoy & Lukisan Raden Saleh (2004). Carey melihat adanya hubungan yang erat antara Raden Saleh dengan sang pangeran yang dilukisnya ketika Pangeran Diponegoro ditangkap di Magelang. [U-5]
Sumber: Suara Pembaruan, Senin, 17 Desember 2007
No comments:
Post a Comment